Standard Post with Image
bank umum

Bank Banten Sampaikan, Tidak Ada Pencaplokan Saham Dalam KUB Dengan Bank Jatim

BPRNews.id  - Bank Banten memberikan klarifikasi terkait adanya informasi mengenai rencana Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim yang disebut-sebut akan mengakuisisi mayoritas saham Bank Banten. Dalam pernyataannya, pihak Direksi Bank Banten menegaskan bahwa pembentukan KUB bukanlah proses akuisisi atau penggabungan bank, melainkan sebuah kerjasama strategis. "KUB bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, memperkokoh fondasi keuangan, serta menghadirkan daya saing yang lebih baik di tengah tantangan ekonomi global yang dinamis, sesuai dengan POJK No. 12/POJK.03/2020," jelas salah satu direktur Bank Banten pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Direksi juga menekankan bahwa KUB tidak akan menghilangkan identitas atau karakteristik dari masing-masing bank yang terlibat. "Ini adalah upaya kolaboratif untuk memperkuat posisi setiap entitas di pasar perbankan, demi kepentingan nasabah dan pemangku kepentingan lainnya," tambahnya.

Terkait kerjasama strategis dengan Bank Jatim, Bank Banten saat ini masih dalam tahap pembahasan. "Proses ini akan dilakukan secara transparan dan mematuhi ketentuan yang berlaku," tegasnya.

Direksi juga menggarisbawahi bahwa Bank Banten tetap berada di bawah kepemilikan penuh Pemerintah Provinsi Banten, dengan komitmen kuat untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah. "Kami yakin bahwa melalui langkah-langkah ini, Bank Banten akan semakin memperkuat posisinya di industri perbankan nasional, membuka peluang baru, memperkuat likuiditas dan permodalan demi pertumbuhan berkelanjutan," tutupnya.

Standard Post with Image
bank umum

Bank Mandiri Raih Juara 1 Perusahaan Go Publik Keuangan ARA 2023

BPRNews.id  - Bank Mandiri kembali mempertahankan peringkat 1 dalam kategori Perusahaan Go Publik sektor Keuangan pada Annual Report Award (ARA) 2023. "Penghargaan ini merupakan bukti komitmen kami dalam menjaga kualitas tata kelola perusahaan yang baik dan meningkatkan kepercayaan stakeholder," ujar Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, pada Rabu (9/10). 

Sigit juga menambahkan bahwa pencapaian Bank Mandiri pada 2023 mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp55,1 triliun, meningkat 33,7% year on year (yoy). "Pertumbuhan ini selaras dengan strategi bisnis berkelanjutan yang kami jalankan di seluruh segmen," kata Sigit. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa total aset konsolidasi Bank Mandiri tumbuh 9,12% yoy mencapai Rp2.174,2 triliun, dengan penyaluran kredit yang tumbuh 16,3% yoy menjadi Rp1.398,1 triliun. "Kami melihat pertumbuhan kredit yang signifikan di segmen korporasi, komersial, SME, dan mikro," ungkapnya. 

Sigit juga menggarisbawahi bahwa meskipun NPL menurun menjadi 1,02%, Bank Mandiri tetap menjaga rasio pencadangan di level konservatif 384%. "Kami tetap fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan inovasi layanan digital untuk memenuhi ekspektasi seluruh stakeholder," pungkasnya.

Standard Post with Image
bank umum

Mampu Tumbuh Double Digit, Pertumbuhan Kinerja Bank Syariah Lewati Bank Konvensional

BPRNews.id  - Pertumbuhan laba bersih dan pembiayaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Pada Juli 2024, laba bank umum syariah secara industri meningkat 10,85% secara tahunan menjadi Rp 12,06 triliun, sedangkan pembiayaan tumbuh 12,39% mencapai Rp 391,03 triliun. Rasio Non-Performing Financing (NPF) juga turun dari 2,36% menjadi 2,12%, menunjukkan kualitas pembiayaan yang semakin baik.

Dari sisi likuiditas, dana pihak ketiga (DPK) di industri perbankan syariah tumbuh 12,48% menjadi Rp 479,84 triliun. Tren ini berlanjut pada Agustus 2024, dengan sejumlah bank syariah yang berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan.

Sebagai contoh, BCA Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 119,403 miliar per Agustus 2024, naik 15,26% dibandingkan tahun lalu. Pembiayaan yang disalurkan juga naik 30,4% menjadi Rp 10 triliun, dengan pendorong utama dari segmen komersial yang menyumbang 68% dari total pembiayaan, diikuti oleh UMKM dan konsumer.

Sementara itu, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Mega Syariah juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Laba bersih BSI tumbuh 20,59% yoy, sementara pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 260,6 triliun, naik 87% dari tahun lalu. Bank Mega Syariah juga melaporkan peningkatan signifikan dalam produk tabungan haji mereka.

Unit Usaha Syariah CIMB Niaga Syariah juga mengalami pertumbuhan pembiayaan sebesar 11,14%, didorong oleh segmen konsumer dan UKM. Bung Aldilla dari CIMB Niaga Syariah menegaskan bahwa meskipun ada tantangan ekonomi, mereka tetap optimis dengan pertumbuhan, terutama di segmen KPR Syariah yang tumbuh 24% yoy.

Secara keseluruhan, bank-bank syariah optimis akan mempertahankan momentum ini hingga akhir tahun, dengan fokus pada pembiayaan di berbagai sektor seperti komersial, UKM, dan konsumer.

Standard Post with Image
REGULATOR

Sinergi OJK dan Pemkab Bengkalis untuk Akses Keuangan Daerah

BPRNews.id - Pjs Bupati Bengkalis, Drs. Akhmad Sudirman Tavipiyono, menyambut baik kedatangan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau, Triyoga Laksito, pada Selasa (8/10) di Wisma Daerah Sri Mahkota. Kedatangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Kabupaten Bengkalis.

Dalam kesempatan itu, Triyoga menyampaikan, "Dari 13 TPAKD di Provinsi Riau, hanya Kabupaten Bengkalis yang memiliki pasar modal, dan ini sangat penting untuk perekonomian daerah." Ia juga menambahkan bahwa program pasar modal harus diakomodir dalam program tahunan Kabupaten Bengkalis.

Sementara itu, Pjs Bupati Tavip mendukung penuh program OJK, mengatakan, "Semoga dengan berbagai upaya yang dilakukan, kita dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat Bengkalis. OJK dan seluruh stakeholder perlu bersinergi untuk mendorong IKM dan UMKM agar lebih maju."

Kegiatan dilanjutkan dengan Sosialisasi dan Inklusi Saham Pasar Modal yang dijadwalkan berlangsung pada 9 Oktober di Ruang Rapat Hang Tuah Kantor Bupati Bengkalis.

 





 

 

Standard Post with Image
Bisnis

AFTECH Dorong Fintech Belajar dari BPR dan BPD dalam Pendekatan Konsumen

BPRNews.id - Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengajak para pelaku fintech untuk meniru pendekatan yang dilakukan oleh Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam memahami kebutuhan konsumen. Menurut Abynprima Rizki, Director of Marketing, Communication & Community Development AFTECH, salah satu keunggulan BPR dan BPD adalah kemampuan mereka dalam mengenal perilaku konsumen di daerah, yang dapat dijadikan contoh bagi para perusahaan fintech.

“BPR dan BPD ini yang paling mengerti market mereka. Paling mengerti behavior masyarakat mereka di daerah. Nah, fintech sebenarnya harus belajar, seperti apa sih pendapatan produk-produk di daerah ini terhadap konsumen,” ujar Abyn dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

AFTECH mendorong adanya kolaborasi antara fintech dan kedua jenis bank ini. Kolaborasi tersebut dapat berbentuk channeling atau pengenalan inovasi teknologi kepada pelaku industri perbankan tradisional.

“Kalau fintech ini kan technology basis ya. Jadi rasanya, kolaborasi yang seperti itu yang harus kita lakukan Dan kita dorong dari sisi asosiasi kepada industri,” tambah Abyn.

Firlie Ganinduto, Wakil Sekretaris Jenderal II AFTECH, juga menekankan pentingnya kerja sama antara fintech dan perbankan. Ia menepis anggapan bahwa fintech dan perbankan merupakan pesaing, dengan menegaskan bahwa kedua sektor ini sebenarnya bisa bersinergi untuk saling menguntungkan.

Firlie menjelaskan, fintech peer-to-peer lending (P2P lending), yang beroperasi secara digital, dapat bekerja sama dengan BPR dalam mencari pemberi pinjaman besar (super lender) melalui channeling. Sementara itu, BPR yang selama ini mengandalkan interaksi langsung dengan nasabah dapat memanfaatkan teknologi fintech untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.

“BPR itu di Indonesia ada 1.500-an kira-kira. Nah, mereka itu kan community bank, jadi untuk melakukan kegiatan aktivitas perbankannya mereka harus mengirimkan orang yang datang langsung. Mau ada pinjaman atau penagihannya pun mereka datang keliling-keliling. Kita (fintech) ini bisa lho, membantu mereka untuk membuat operasional yang lebih efisien menjaga pasar yang lebih luas gitu,” ungkap Firlie.

Kolaborasi ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi kedua sektor, dengan memperkuat keunggulan masing-masing dan menciptakan sinergi yang menguntungkan dalam layanan keuangan.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News