bank umum


Peningkatan Penempatan Dana di SRBI dan SBN, Perbankan Optimis Kredit Tetap Tumbuh

Standard Post with Image

BPRNews.id - Penempatan dana perbankan dalam surat-surat berharga seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menunjukkan tren peningkatan, berkat tawaran imbal hasil yang kompetitif dan risiko yang relatif rendah. Namun, perbankan memastikan bahwa peningkatan ini tidak akan menghambat pertumbuhan kredit.

Contohnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan total dana sebesar Rp347,5 triliun yang ditempatkan pada instrumen surat berharga, dengan porsi terbesar pada obligasi pemerintah, SRBI, dan surat berharga lainnya. Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, menyatakan bahwa strategi ini adalah bagian dari pengelolaan likuiditas perusahaan.

"BCA tetap menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi ekonomi dengan penyaluran kredit yang tetap tumbuh tinggi," ujar Hera kepada Kontan, Jumat (19/7). Per Maret 2024, kredit BCA meningkat 17,1% YoY menjadi Rp835,7 triliun, melampaui rata-rata industri.

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan, juga menyampaikan bahwa meskipun ada penempatan dana di SBN dan SRBI, fokus utama tetap pada penyaluran kredit. "Penempatan di SRBI adalah bagian dari diversifikasi, namun tidak signifikan," kata Lani.

Laporan keuangan Bank CIMB Niaga menunjukkan penempatan dana di Bank Indonesia sebesar Rp4,55 triliun per Mei 2024, naik 13,7% YoY dari Rp4 triliun pada Mei 2023. Kredit yang disalurkan tumbuh 3,77% menjadi Rp203,18 triliun.

Sementara itu, PT Bank Oke Indonesia Tbk (OKE Bank) juga mencatat peningkatan penempatan dana di SBN dan SRBI pada semester I-2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Efdinal Alamsyah, Direktur Kepatuhan Bank Oke, menjelaskan bahwa peningkatan ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) Sekunder dan likuiditas.

"Penempatan dana di SBN mencapai Rp1,3 triliun dan di SRBI sebesar Rp200 miliar," ungkap Efdinal. Ia juga menekankan bahwa Bank Oke tetap mengutamakan fungsi intermediasi dengan mitigasi risiko pada semua jenis investasi yang dilakukan.

Bank Jatim juga mencatat peningkatan penempatan dana di SRBI pada Kuartal II-2024. Edi Masrianto, Direktur Keuangan Treasury dan Global Services Bank Jatim, menyebut lebih dari 60% portofolio treasury bank ditempatkan pada instrumen bank sentral dan negara. "Bank Jatim juga ditunjuk sebagai primary dealer operasi moneter oleh Bank Indonesia," jelasnya.

Meski begitu, Edi menegaskan bahwa Bank Jatim tetap mengutamakan penyaluran pinjaman sebagai tujuan utama lembaga intermediary, sambil memaksimalkan pendapatan dari dana yang belum tersalurkan melalui instrumen SRBI.

 

Share this Post:

TERBARU

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News