Standard Post with Image
UMKM

UMKM Sebagai Katalisator Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di DKI Jakarta

BPRNews.id - Pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki dampak positif yang signifikan, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Muhammad Lefy.

“Kita usul UMKM diberikan dana. Karena memang tujuan kita naikin taraf kesejahteraan perekonomian warga,” ungkap Lefy, menunjukkan komitmennya terhadap kemajuan ekonomi masyarakat.

Sebelum menetapkan kebijakan, Lefy menjelaskan bahwa Komisi B DPRD DKI Jakarta akan melakukan kajian mendalam. Kajian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana efektivitas pemberian dana penunjang bagi UMKM.

“Sebelum kita ketuk satu kebijakan, pasti ada kajiannya. Sekarang masih ditahap usulan,” jelasnya. Ini menunjukkan pentingnya analisis dan persiapan sebelum mengambil keputusan.

Sebagai anggota legislatif, Lefy memiliki tanggung jawab untuk mengawasi penggunaan dana tersebut. Dia menegaskan bahwa dana yang dialokasikan akan tepat sasaran dan akan diberikan kepada UMKM yang benar-benar membutuhkan untuk pengembangan usaha mereka.

“Jadi tidak asal-asalan. Ada pengawasan yang ketat, nanti kita plot wilayah mana yang UMKM-nya paling membutuhkan,” pungkas Lefy, menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana.

Dengan dukungan yang tepat, UMKM di DKI Jakarta diharapkan dapat berkembang pesat, memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan masyarakat.

 

Standard Post with Image
UMKM

UMKM Sebagai Jalan Menuju Kesuksesan Bisnis Sri Helen Mulyati

BPRNews.id - Sri Helen Mulyati, pemilik usaha Amplang Ceria dan Sweet Rosella Tiwai Borneo, kini telah mendapatkan verifikasi izin usaha. Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 2015 dengan menawarkan snack box. Ia kemudian beralih ke UMKM yang menyediakan camilan praktis dan mudah dibawa.

Pada tahun 2021, Sri Helen mengikuti pelatihan pembuatan amplang di Balikpapan selama empat hari. Walaupun menghadapi beberapa tantangan dan kegagalan di awal produksi, ia tetap berusaha memasarkan produknya kepada teman-teman dan keluarga. Dukungan dari orang-orang terdekat memberikan keyakinan bagi Sri Helen untuk mulai menjajakan amplang buatannya. Kini, kemasan produknya telah berubah dari yang sederhana menjadi lebih menarik.

Sri Helen menekankan pentingnya menjaga pikiran tenang saat membuat amplang. Ia menjelaskan bahwa proses penggorengan harus dilakukan dengan stabil, tidak terlalu besar atau kecil. Saat ini, ia tetap mengontrol proses penggorengan karena memerlukan ketelatenan. Keluarga dan karyawan hanya membantu dalam persiapan, seperti memotong bahan. Ia juga menghadapi tantangan dari kenaikan harga ikan yang mempengaruhi harga jual produknya.

Ia mengenang pesanan pertamanya dari seorang kepala sekolah yang memesan 5 kg amplang, menggunakan 2 kg ikan dan bahan lainnya. Keunikan amplang buatannya terletak pada penggunaan mentega kering dan ikan belida. Sri Helen mendapatkan dukungan finansial dan promosi dari keluarga dan teman. Produk amplangnya bahkan telah dipasarkan hingga Jakarta dengan bantuan Diskumi dalam mengembangkan UMKM Samarinda.

Selain amplang, Sri Helen juga mengembangkan usaha minuman herbal dengan Sweet Rosella. Usaha ini dimulai setelah ia memenangkan juara favorit dalam lomba "Welcome Drink to Samarinda" pada Februari 2024. Dari lomba ini, ia terhubung dengan Dinas Perkebunan dan berencana mengembangkan produknya menjadi teh dari campuran bunga rosela, bawang tiwai, dan bawang Dayak. Minuman ini menawarkan sensasi rasa hangat dan dingin.

Dengan modal awal 10 juta rupiah, amplang seberat 60 gram dijual seharga 15 ribu rupiah per paket, sedangkan minuman rosela dijual 10 ribu rupiah. Bunga rosella yang digunakan dikirim dari perkebunan di Bukuan, dan pembuatan menunggu panen untuk menjaga kesegaran produk.

Resep minuman ini berasal dari rekomendasi masyarakat lokal, menggunakan campuran bunga rosela yang direbus. Pemasaran dilakukan melalui promosi dari mulut ke mulut, dan Sri Helen juga telah bekerja sama dengan pihak hotel. Di era digital, ia memanfaatkan katalog WhatsApp bisnis dan Instagram untuk memasarkan produknya.

Meski menghadapi kendala dalam tenaga kerja saat hari-hari besar keagamaan, Sri Helen tetap optimis. Ia berharap pemerintah terus memberikan fasilitas pelatihan bagi para pelaku UMKM, sehingga mereka dapat berkomitmen dan berkontribusi pada bisnis yang mereka jalani.

Sri Helen Mulyati adalah contoh nyata bahwa ketekunan dan dukungan komunitas dapat membawa kesuksesan dalam bisnis.

 

Standard Post with Image
Bisnis

Bank Mandiri Tambah Layanan Investasi Saham di Livin'

BPRNews.id - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memperkuat posisinya di sektor perbankan digital dengan menambahkan layanan investasi saham ke dalam aplikasi mobile banking mereka, Livin' by Mandiri. Melalui fitur baru ini, pengguna dapat melakukan transaksi jual beli saham secara langsung, menjadikan Livin' by Mandiri sebagai aplikasi perbankan pertama di Indonesia yang mengintegrasikan layanan mobile banking dan investasi saham dalam satu platform.

“Dengan adanya fitur ini, Livin' by Mandiri menjadi pionir aplikasi perbankan di Indonesia yang mengintegrasikan layanan mobile banking dengan investasi saham dalam satu platform,” ungkap Aquarius Rudianto, Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri, Kamis (di Jakarta).

Aquarius menjelaskan bahwa fitur ini dirancang untuk memudahkan nasabah dalam mengelola portofolio keuangan mereka. Nasabah tidak perlu beralih ke aplikasi lain, menjadikan pengalaman investasi lebih efisien dan nyaman. Layanan ini berkolaborasi dengan Growin' by Mandiri Sekuritas untuk memastikan akses yang lebih mudah ke pasar saham.

Nasabah kini dapat memantau portofolio investasi, mendapatkan informasi pasar saham terkini, serta melakukan jual beli saham kapan saja, di mana saja. Fitur ini juga dilengkapi dengan antarmuka yang intuitif serta opsi transaksi saham yang praktis. Bahkan, nasabah bisa melakukan deposit dan penarikan dana secara real-time tanpa biaya tambahan.

Peluncuran fitur investasi saham di Livin’ by Mandiri juga sejalan dengan tren pertumbuhan investor di pasar modal Indonesia. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa jumlah investor individual pada akhir Agustus 2024 meningkat 12 persen menjadi 13,62 juta. Sebanyak 55,07 persen dari jumlah tersebut adalah investor berusia di bawah 30 tahun, menandakan bahwa generasi muda semakin aktif dalam berinvestasi.

“Pertumbuhan jumlah investor muda di pasar modal Indonesia menunjukkan tren yang positif bahwa sekarang ini generasi muda semakin tertarik untuk berinvestasi dan Bank Mandiri ingin mendukung tren tersebut dengan menghadirkan solusi investasi yang mudah diakses dan tepat sasaran. Dengan pemahaman yang lebih matang, para investor muda bisa membuat keputusan investasi lebih bijak,” lanjut Aquarius.

Bank Mandiri berharap kehadiran layanan investasi saham ini dapat meningkatkan aktivitas investasi melalui Livin’ by Mandiri. Hingga Agustus 2024, aplikasi ini telah mencatat total penjualan investasi sebesar Rp25,14 triliun, dengan frekuensi transaksi lebih dari 782 ribu kali.

Dari seluruh transaksi, 96 persen di antaranya berasal dari nasabah ritel, menunjukkan bahwa investor individu semakin mempercayai Livin’ by Mandiri sebagai platform utama untuk berinvestasi. Ke depannya, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus menyediakan solusi finansial yang lebih mudah, aman, dan terintegrasi bagi nasabah.

Sejak diluncurkan pada Oktober 2021, jumlah pengguna Livin' by Mandiri meningkat signifikan, mencapai 27 juta hingga Agustus 2024, naik 33 persen secara tahunan. Total volume transaksi juga tercatat mengesankan, mencapai Rp2.589 triliun dengan 2,4 miliar transaksi berjalan tahun ini.

Standard Post with Image
Bisnis

KBank Perkuat Ekspansi Regional dengan Investasi di Bank Maspion

BPRNews.id - Kasikorn Bank (KBank) semakin memperkuat kehadirannya di kawasan ASEAN dan sekitarnya melalui strategi ekspansi regional yang berfokus pada pasar MEA+3. Wilayah ini, mencakup negara-negara ASEAN bersama dengan China, Jepang, dan Korea Selatan, menjadi fokus KBank karena memiliki potensi ekonomi yang besar, didukung oleh sumber daya melimpah serta pertumbuhan pesat kelas menengah. Selain itu, KBank berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah tersebut melalui keahliannya.

Memanfaatkan jaringan kemitraan yang luas dengan lebih dari 70 mitra keuangan di 13 negara, KBank berupaya memperkuat kolaborasi lintas batas dan meningkatkan hubungan ekonomi di kawasan MEA+3. Bank ini telah mengembangkan operasinya di beberapa negara seperti China, Vietnam, Kamboja, Laos, dan yang terbaru, Indonesia.

Indonesia menjadi salah satu pasar strategis di kawasan MEA+3. Melihat potensi yang besar, KBank semakin menegaskan komitmennya di Indonesia dengan mengakuisisi Bank Maspion. Sejak tahun 2017, KBank telah menjadi mitra strategis Bank Maspion dengan kepemilikan saham sebesar 9,99 persen. Pada tahun 2022, KBank meningkatkan kepemilikannya menjadi 67,5 persen dan menyuntikkan modal tambahan sebesar Rp3,5 triliun, yang memperbesar kepemilikan KBank di Bank Maspion menjadi 84,55 persen.

“Investasi kami di Bank Maspion merupakan bukti dedikasi kami dalam memperluas kemitraan regional, memberikan layanan keuangan terbaik yang mampu memberdayakan bisnis dan perdagangan lintas negara, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi Indonesia dan Thailand,” kata Pipit Aneaknithi, Presiden KBank, dalam pertemuan dengan media massa Indonesia di Bangkok, Kamis, 17 Oktober 2024.

Langkah akuisisi ini memberikan peluang bagi Bank Maspion untuk semakin memperkuat posisinya di pasar Indonesia. Hingga Juni 2024, total ekuitas Bank Maspion telah mencapai Rp6,8 triliun, menjadikannya salah satu dari 30 bank terbesar di Indonesia. Hal ini mencerminkan keseriusan KBank dalam mendukung perkembangan Bank Maspion dan memperluas cakupan layanan keuangan di Indonesia.

Kasemsri Charoensiddhi, Direktur Utama Bank Maspion, menyatakan optimisme terhadap masa depan Bank Maspion dengan tambahan modal yang telah diberikan.

“Dengan tambahan modal yang signifikan, kami berkomitmen untuk mencapai status KBMI 3 pada 2027. Kami juga berencana menempatkan Bank Maspion di antara 20 bank terbesar di Indonesia,” ujarnya.

Sebagai pemegang saham mayoritas, KBank terus mendukung upaya Bank Maspion dalam memperluas layanan dan produk keuangannya. KBank juga memainkan peran penting dalam menutup celah pembiayaan di Indonesia, sejalan dengan upaya memperkuat layanan keuangan yang dapat mendukung kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Standard Post with Image
bank umum

BPR pada Bangkrut, Kalah Saing dengan Bank Komersial dan Bank Digital

BPRNews.id  -Direktur Next Policy, Yusuf Wibisono, menilai bahwa banyaknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang bangkrut disebabkan oleh persaingan ketat dengan bank komersial dan bank digital dalam penyaluran kredit mikro. Ia mencatat bahwa jumlah BPR menurun dari 1.468 unit pada Desember 2021 menjadi 1.402 unit pada Desember 2023, dan diperkirakan akan ada sekitar 20 BPR yang bangkrut hingga akhir tahun 2024, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).                                                                                                                                                                                                                                            

“Kejatuhan BPR ini terjadi karena mereka kalah bersaing dengan bank komersial yang lebih besar, yang mulai masuk ke segmen kredit mikro," ujar Yusuf pada 14 Oktober 2024. Ia menambahkan bahwa persaingan semakin sengit dengan hadirnya bank digital dan layanan fintech peer-to-peer (P2P) lending, yang juga menyasar kredit mikro.

Selain itu, Yusuf mengungkapkan bahwa banyak BPR mengalami masalah tata kelola yang buruk (good corporate governance), seperti kasus penipuan dan penggelapan dana deposan oleh pemilik BPR. “Banyak kasus fraud di BPR, terutama terkait penggelapan dana oleh pemilik," katanya.

Menurutnya, sebagian besar masalah fraud ini terjadi pada BPR yang berbentuk koperasi open-loop, yang melayani tidak hanya anggota koperasi, tetapi juga masyarakat umum. Ia menyoroti bahwa pengawasan terhadap koperasi keuangan open-loop ini dianggap belum memadai.

Untuk memperbaiki kondisi BPR di masa mendatang, Yusuf menyarankan perlunya konsolidasi dan penguatan pengawasan OJK. Ia juga mengusulkan agar BPR berbentuk koperasi keuangan dibatasi menjadi koperasi closed-loop, yang hanya melayani anggotanya. “Bank koperasi yang berorientasi sepenuhnya pada kepentingan anggotanya akan lebih stabil dan berkelanjutan,” tegasnya.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News