Standard Post with Image
REGULATOR

OJK Jatim Fokus pada Inklusi Keuangan dan Pembangunan Ekonomi Daerah

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur mengungkapkan bahwa industri jasa keuangan di wilayahnya mengalami pertumbuhan yang solid hingga Juni 2024. Dedy Patria, Direktur Pengawasan Prilaku PUJK OJK Wilayah Regional 4 Surabaya, menyatakan dalam Media Briefing di Surabaya pada Kamis (22/8/2024), "Penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit masing-masing tumbuh sebesar 7,81% dan 5,30% secara tahunan, mencapai Rp 56,8 triliun dan Rp 29,4 triliun."

Ia menambahkan bahwa risiko kredit tetap terkendali dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) di angka 3,24%, dan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) stabil di 29,95%. "Industri pasar modal juga menunjukkan perkembangan positif, dengan 54 perusahaan dari Jawa Timur telah go public hingga Juni 2024," kata Dedy.

Pertumbuhan dalam sektor security crowdfunding tercatat sebesar 7,78% menjadi Rp 37,65 miliar. Sementara itu, kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi meningkat signifikan, dengan pemegang polis naik 116,28% menjadi 7.283 orang pada triwulan pertama 2024. Aset netto Dana Pensiun juga mengalami pertumbuhan 1,88% menjadi Rp 4,28 triliun.

Di sektor pembiayaan, total pembiayaan meningkat 9,60% menjadi Rp 45,41 triliun, dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) gross terjaga di 3,14%. Pembiayaan fintech mencatat pertumbuhan 32,66% menjadi Rp 8,59 triliun, sementara pembiayaan pergadaian swasta dan lembaga keuangan mikro masing-masing meningkat 24,68% dan 6,94%.

Dedy Patria juga menyoroti upaya OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur. "Kami telah melaksanakan 122 kegiatan sosialisasi dan edukasi keuangan di 32 kota/kabupaten dengan total peserta mencapai 19.259 orang," ungkapnya. OJK juga memanfaatkan media sosial untuk penyebaran konten literasi keuangan dan meluncurkan berbagai program inklusi keuangan seperti LAKU PANDAI, SIMPEL, KEJAR, dan K/PMR.

Untuk meningkatkan inklusi keuangan di perdesaan, OJK Jatim membentuk Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di beberapa desa, serta Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) di pondok pesantren. "Kami berencana untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan santri, mengoptimalkan KUR syariah, dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan," tambah Dedy.

OJK Jatim juga menyusun kajian untuk pengembangan ekonomi daerah dengan rencana implementasi skema Kredit-Pembiayaan/Penjaminan/Asuransi Pertanian Unggul Berkelanjutan dan Berdaya Saing (TUNAS) untuk sektor pertanian. "Sinergi antara pemangku kepentingan sangat penting untuk mempercepat pembangunan dan pengembangan keuangan inklusif di pedesaan," tutup Dedy.

 

Standard Post with Image
BPR

Sidang Kasus BPR KS Saksi Jelaskan Pembelian Gedung Rp 4,8 Miliar

bprnews.id - Sidang kasus dugaan kejahatan perbankan dengan terdakwa Nyoman Supariyani kembali digelar di Pengadilan Negeri Denpasar pada Kamis (22/8/2024). Sidang ini, yang dipimpin oleh hakim Putu Ayu Sudariasih, memasuki agenda pemeriksaan saksi meringankan yang dihadirkan oleh terdakwa melalui kuasa hukumnya, Teddy Raharjo.

Adi Saputra, seorang saksi yang pernah menjadi bawahan terdakwa di BPR KS Bali Agung Sedana (BPR KS), memberikan kesaksian yang terperinci tentang berbagai hal yang terjadi di BPR KS. Sebagai calon direktur yang disiapkan untuk menggantikan Don Gaspar, Adi memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai aspek operasi bank tersebut.

Salah satu hal yang disinggung adalah pembelian aset berupa tanah dan bangunan dari Yance, yang saat itu menjabat sebagai komisaris di BPR KS. Saksi menjelaskan bahwa ia mengetahui pembelian gedung tersebut melalui data yang tercatat dalam sistem bank. "Saya melihat di sistem ada uang keluar untuk membeli gedung seharga Rp 4,8 miliar. Gedung itu milik saudara Yance," jelasnya di hadapan sidang.

Adi juga menambahkan bahwa transaksi pembelian gedung tersebut diketahui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Karena pembelian gedung ini masuk dalam sistem, sudah pasti pihak OJK mengetahui, karena setiap tahun ada audit yang dilakukan oleh OJK," terang Adi. Selain OJK, audit juga dilakukan oleh internal bank.

Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa BPR KS belum bisa melakukan balik nama atas gedung tersebut karena pembayaran belum sepenuhnya lunas. "Jadi, saya terangkan, aset yang dibeli dari saudara Yance itu tidak bisa dibaliknamakan karena belum lunas, masih ada sekitar Rp 1,2 miliar yang belum dibayar," ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa ia pernah melihat perjanjian bawah tangan terkait jual beli gedung ini, serta ada bukti pengeluaran berupa voucher untuk pembayaran gedung kepada Yance.

Ketika ditanya oleh hakim mengenai status gedung tersebut saat ini, Adi menjawab bahwa gedung itu kini menjadi milik Lukas Banu, seorang pengacara yang sebelumnya juga dihadirkan sebagai saksi dalam perkara ini. Adi juga mengungkapkan adanya dugaan pemalsuan tanda tangan oleh Don Gaspar. "Tanda tangan saya pernah dipalsukan oleh saudara Don Gaspar," ujarnya. Namun, ketika ditanya apakah ia mengetahui tanda tangan terdakwa juga dipalsukan, Adi menjawab tidak tahu. "Saya tahu tanda tangan terdakwa seperti apa, tapi apakah pernah dipalsukan atau tidak saya tidak tahu," tegasnya.

Selain membahas masalah gedung, Adi juga memberikan keterangan lain yang dinilai meringankan posisi terdakwa. Sementara itu, Teddy Raharjo, kuasa hukum terdakwa, usai sidang menyatakan bahwa dari kesaksian yang telah diberikan serta fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, tampak jelas bahwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) Eddy Arta Wijaya belum mampu membuktikan adanya aliran dana yang digunakan untuk kepentingan pribadi.

Sebelumnya diberitakan, Nyoman Supariyani, mantan Pemegang Saham Pengendali (PSP) sekaligus Direktur Utama PT BPR KS Bali Agung Sedana, menjadi terdakwa setelah menghadapi berbagai masalah hukum dan administratif. Bank yang dipimpinnya dilikuidasi oleh OJK karena kekurangan setoran modal

Standard Post with Image
BPR

Prestasi dan Komitmen PT BPR Kertaraharja Kabupaten Bandung

bprnews.id - PT BPR Kertaraharja Kabupaten Bandung telah berhasil mempertahankan kinerja yang konsisten dan baik dalam tata kelola, terbukti dengan penghargaan yang diterima atas kinerja unggulnya. BPR ini berhasil masuk dalam peringkat 25 besar BPR terbaik di Indonesia.

Dengan 15 cabang dan 5 kantor cabang di wilayah Bandung Barat serta 10 cabang di Kabupaten Bandung, BPR ini terus berkembang pesat. PT BPR Kertaraharja Kabupaten Bandung juga berhasil menyalurkan program Dana Bergulir kepada 31.000 debitur dengan tingkat NPL (Non-Performing Loan) yang stabil di bawah 5%. "Kami berkomitmen untuk mendukung perkembangan usaha kecil di wilayah kami dan turut serta dalam program prioritas pemerintah daerah," ujar Aep.

Sebagai lembaga keuangan yang dijamin oleh LPS dan sepenuhnya dimiliki oleh Pemda, PT BPR Kertaraharja Kabupaten Bandung memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada nasabahnya. Aep juga menyampaikan bahwa BPR ini inovatif dengan program pinjaman bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, yang merupakan keunggulan pertama di Indonesia dalam kerjasama dengan pemerintah daerah. "Kami selalu mencari cara untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan nasabah kami," tutup Aep

Standard Post with Image
BPR

Jasindo Syariah Perkuat Kolaborasi dengan BPRS di Seluruh Indonesia

bprnews.id - PT Asuransi Jasindo Syariah (Jasindo Syariah) terus memperluas jangkauan kerja samanya dengan bank perekonomian rakyat syariah (BPRS) di seluruh Indonesia. Baru-baru ini, mereka menjalin kemitraan dengan BPRS yang berlokasi di Aceh. Dengan kemitraan ini, Jasindo Syariah telah bekerja sama dengan 31 BPRS melalui kantor cabangnya yang tersebar di 10 kota besar di tanah air. Plt. Kepala Grup Pemasaran Direct & Bisnis Strategik Jasindo Syariah, Armen, mengungkapkan bahwa kolaborasi terbaru dilakukan dengan BPR Syariah Hikmah Wakilah. Melalui kolaborasi ini, diharapkan BPRS dapat lebih efektif dalam mengelola risiko, sementara Jasindo Syariah bisa memperluas pasar produk asuransinya. "Melalui sinergi ini, BPR Syariah Hikmah Wakilah dapat lebih baik dalam menghadapi risiko, sementara Jasindo Syariah dapat memperluas jangkauan produk asuransinya di segmen syariah mikro," ujar Armen saat dihubungi Bisnis pada Kamis (22/8/2024).

Kerja sama ini juga didasari oleh komitmen Jasindo Syariah untuk memperkuat ekosistem keuangan syariah di Indonesia. Armen menjelaskan bahwa Jasindo Syariah menyediakan perlindungan aset yang komprehensif sesuai dengan prinsip syariah kepada nasabah BPR Syariah Hikmah Wakilah, melindungi mereka dari berbagai risiko seperti bencana alam dan kejadian tak terduga lainnya.

Selain di Aceh, Jasindo Syariah juga merencanakan untuk memperluas kemitraan dengan BPRS di berbagai daerah strategis seperti Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat. "Daerah-daerah tersebut dipilih berdasarkan potensi pertumbuhan dan kebutuhan perlindungan asuransi berbasis syariah," tambah Armen

Standard Post with Image
bank umum

Bank Sumut Gelar RUPS, Ini Keputusan Lengkap Para Pemegang Saham

BPRNews.id  - Para pemegang saham PT Bank Sumut mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis, 22 Agustus 2024, dengan tiga agenda utama. Agenda tersebut meliputi perubahan susunan pengurus, penjaringan dua direktur, serta penyesuaian sistem dan prosedur penjaringan untuk dewan komisaris, dewan pengawas syariah, dan direksi Bank Sumut.

Rapat ini dipimpin oleh Penjabat Gubernur Sumatra Utara, Agus Fatoni, yang mewakili Pemerintah Provinsi Sumatra Utara sebagai pemegang saham utama. Ia didampingi oleh Komisaris Utama Non-Independen Bank Sumut, Afifi Lubis, dan Direktur Utama Bank Sumut, Babay Parid Wazdi. Selain itu, kepala daerah dari 33 kabupaten/kota yang juga merupakan pemegang saham sah Bank Sumut turut hadir.

Dalam agenda pertama mengenai perubahan susunan pengurus, rapat menyetujui empat poin. Pertama, masa jabatan Direktur Pemasaran Bank Sumut, Hadi Sucipto, dan Direktur Kepatuhan, Eksir, akan berakhir pada 29 September 2024. Oleh karena itu, keduanya akan diberhentikan dengan hormat mulai 30 September 2024. Namun, rapat juga memutuskan untuk mengangkat kembali Hadi Sucipto dan Eksir sebagai Direktur Pemasaran dan Direktur Kepatuhan untuk periode satu masa jabatan lagi, yaitu empat tahun, terhitung mulai 30 September 2024 hingga 29 September 2028. Meski demikian, RUPS tetap memiliki hak untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu jika diperlukan.

Selain itu, para pemegang saham juga menyetujui pengusulan Arief S. Trinugroho, Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, sebagai Calon Komisaris Non-Independen. Arief akan menjalani penilaian fit and proper test oleh OJK, dan jika dinyatakan lulus, ia akan diangkat sebagai Komisaris Utama Non-Independen Bank Sumut. Pada rapat yang sama, Afifi Lubis resmi diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Non-Independen Bank Sumut.

Sejalan dengan keputusan pada agenda pertama, penjaringan untuk posisi Direktur Pemasaran dan Direktur Kepatuhan ditiadakan sesuai keputusan agenda kedua. Untuk agenda ketiga, rapat memutuskan agar Dewan Komisaris melakukan penyesuaian sistem dan prosedur pemilihan serta penggantian anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah PT Bank Sumut, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News