Standard Post with Image
BPR

Tanah Milik Nenek Lian Disita BPR, Klaim Tak Pernah Jadikan Sertifikat Sebagai Jaminan

bprnews.id - Sebidang tanah seluas 500 meter persegi yang berlokasi di RT 03, RW 16, Jalan Sungai Selamat Dalam, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, milik Ngiau Djin Lian (93) dan suaminya, secara tiba-tiba disita oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Alex Wijaya, cucu pemilik tanah, menceritakan bahwa dua minggu lalu, beberapa orang yang mengaku sebagai mediator dan petugas lelang dari BPR di Pontianak mendatangi tanah neneknya di Jalan Sungai Selamat Dalam, Kelurahan Siantan Hilir. Mereka ditemui oleh Ketua RT 03, Hasan. Saat itu, orang-orang tersebut menyatakan ingin melakukan pengukuran ulang atas tanah yang akan disita oleh BPR.

"Menurut keterangan RT, saat ditanya tanah mana yang akan diukur dan disita, mereka menunjuk tanah milik nenek saya," kata Alex pada Senin, 16 September 2024.

Karena Ketua RT mengetahui bahwa tanah tersebut adalah milik Ngiau Djin Lian, ia melarang mereka untuk melakukan pengukuran ulang dan penyitaan. Orang-orang tersebut akhirnya meninggalkan lokasi. Namun, mereka kembali beberapa waktu kemudian dengan tujuan untuk melakukan pengukuran ulang dan bahkan memagari tanah tersebut.

Alex menjelaskan bahwa orang-orang tersebut tetap ngotot ingin menyita tanah dengan alasan pemiliknya tidak mampu melunasi pinjaman. "Mereka menunjukkan foto sertifikat tanah yang diklaim berada di tanah nenek kami. Tetapi setelah dicek, ternyata objek tanah yang dimaksud bukan di tanah nenek, melainkan di bagian ujung Jalan Sungai Selamat," ungkapnya.

Menurut neneknya, lanjut Alex, tanah seluas 500 meter persegi tersebut tidak pernah dijual ataupun dijadikan jaminan ke bank manapun. "Nenek saya telah menguasai tanah itu sejak tahun 1950, dengan bukti Surat Keterangan Tanah (SKT) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kelurahan Siantan Hilir pada tahun 1950, kemudian diperbarui pada tahun 1983 dan terakhir diperbarui pada tahun 2002," tutup Alex.

Ketua RT 03, Hasan, membenarkan bahwa tanah seluas 500 meter persegi di Jalan Sungai Selamat Dalam tersebut memang milik salah satu warganya, yaitu Ngiau Djin Lian. "Sesuai SKT tahun 2002, tanah itu atas nama Ngiau Djin Lian, dan dalam surat itu jelas tertera batas-batas tanahnya," ungkap Hasan. "Mereka sudah sangat lama menguasai tanah tersebut," tambahnya.

Standard Post with Image
BPR

Mengapa BPR Terus Mengalami Penutupan di Tengah Tantangan Ekonomi

bprnews.id - Jumlah Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang harus menutup operasionalnya terus meningkat pada tahun ini. Hingga pertengahan September 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin 15 BPR.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, perkembangan ekonomi global dan domestik telah membawa tantangan bagi sektor perbankan, termasuk industri BPR dan BPR Syariah (BPRS). Ia menyebut bahwa perubahan cepat dalam adopsi teknologi informasi telah berdampak pada perubahan perilaku, harapan, serta kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan dari BPR maupun BPRS. 

"Selain itu, BPR/S juga menghadapi persaingan yang semakin ketat, khususnya pada penyaluran kredit atau pembiayaan kepada segmen UMKM,"_ ujar Dian dalam keterangannya pada Selasa (17/9). 

Ia juga menambahkan bahwa industri BPR dan BPRS akan terus berhadapan dengan berbagai tantangan, baik dari luar maupun dari dalam negeri, serta tantangan struktural internal yang bersumber dari dalam perusahaan itu sendiri.

"Tantangan persaingan juga perlu diperhatikan, terutama bagi BPR yang memiliki daya saing rendah,"_ lanjutnya.

Untuk membantu sektor ini menghadapi tantangan yang ada, OJK telah meluncurkan peta jalan atau _roadmap_ untuk Pengembangan dan Penguatan Industri BPR dan BPRS. _Roadmap_ ini berfokus pada empat pilar utama, yaitu penguatan struktur dan daya saing, akselerasi digitalisasi, penguatan peran BPR dan BPRS di wilayah masing-masing, serta peningkatan regulasi, perizinan, dan pengawasan.

"Apabila roadmap ini diterapkan sesuai dengan inisiatif yang telah ditetapkan, diharapkan dapat meningkatkan ketahanan dan daya saing BPR/BPRS untuk menghadapi tantangan bisnis,"_ jelasnya lebih lanjut.

Sebagai tambahan informasi, OJK baru saja mengumumkan pencabutan izin usaha PT BPR Nature Primadana Capital pada 13 September 2024. Ini menjadikannya BPR ke-15 yang dicabut izinnya sejak awal tahun.

Standard Post with Image
BPR

BPR Mega Mas Lestari Gelar Kembali Undian Tabungan Super Mega Jilid II

bprnews.id - PT BPR Mega Mas Lestari kembali menyelenggarakan undian tabungan Super Mega Jilid 2 pada Sabtu malam (15/9), mengundang para nasabah untuk menghadiri acara pencabutan undian dengan hadiah utama berupa satu unit mobil dan satu unit sepeda motor, serta beragam hadiah hiburan lainnya.

Direktur Utama PT BPR Mega Mas Lestari, Franky J Mandang, yang didampingi Direktur Martono, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk apresiasi kepada para nasabah yang telah setia menabung di BPR Mega Mas Lestari. "Saya ucapkan selamat kepada para nasabah yang berhasil memenangkan undian utama berupa satu unit mobil on the road dan satu unit sepeda motor, serta kepada seluruh nasabah yang mendapatkan hadiah lainnya," ujarnya. Acara tersebut dilaksanakan di Hotel Aston.

Dalam kesempatan itu, Franky juga memaparkan perkembangan yang dialami BPR Mega Mas Lestari selama tahun 2024. Ia menggarisbawahi komitmen para pemegang saham yang terus memberikan kepercayaan, dukungan penuh, dan ruang untuk berbagi demi pengembangan BPR Mega Mas Lestari, yang tetap berkembang dan bertahan bersama karyawan, rekanan, serta nasabah. 

"Tahun lalu, BPR Mega Mas Lestari berhasil meraih dua penghargaan. Dan pada tahun ini, kami bersyukur bisa mendapatkan tiga penghargaan. Pertama, kinerja keuangan dengan predikat sangat baik untuk BPR dengan aset di atas Rp 250 miliar dari Info Bank. Kedua, BPR Mega Mas Lestari memperoleh predikat bintang 4 terbaik untuk BPR dengan aset di atas Rp100 miliar dari The Finance. Dan ketiga, kami menerima Paritrana Award dari Gubernur Kepulauan Riau," ungkap Franky.

Ia juga menambahkan bahwa hingga akhir Agustus lalu, laba dan aset BPR Mega Mas Lestari terus berkembang dengan baik. "Semoga kami dapat terus memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat Kabupaten Karimun dalam memajukan perekonomian," lanjutnya.

"Terima kasih sekali lagi kepada semua pihak. Dan kepada nasabah, kami berharap agar terus meningkatkan tabungannya melalui berbagai produk yang kami tawarkan. Selamat kepada pemenang undian utama satu unit mobil dan sepeda motor," tambahnya.

Di lokasi acara, suasana pencabutan undian Super Mega Jilid 2 berlangsung meriah, dengan para nasabah yang terlihat antusias sambil memegang kupon undian masing-masing. Pemenang hadiah utama, satu unit mobil, diumumkan atas nama Jono, sementara pemenang hadiah kedua, satu unit sepeda motor, dimenangkan oleh Willy. 

Standard Post with Image
BPR

Kredit Bermasalah BPR Meningkat di Tengah Gelombang Kebangkrutan Bank

bprnews.id - Kredit bermasalah di Bank Perekonomian Rakyat (BPR) semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya jumlah BPR yang bangkrut dan pencabutan izin operasional oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2024. Terbaru, OJK resmi mencabut izin usaha bank yang bangkrut, yakni PT Bank Perkreditan Rakyat Nature Primadana Capital. Pencabutan ini ditetapkan melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-70/D.03/2024 tertanggal 13 September 2024. Sepanjang tahun 2024, sudah ada 15 BPR yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh OJK. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis oleh OJK, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), termasuk kredit macet di BPR, meningkat menjadi 11,39% per Juni 2024, dengan nominal NPL mencapai Rp16,46 triliun. Dari jumlah tersebut, kredit macet mencapai Rp10,91 triliun, naik 29,87% year on year (yoy).

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Juni 2023, NPL BPR masih berada di level 9,27% dengan nominal NPL sebesar Rp12,58 triliun, sementara kredit macet pada saat itu mencapai Rp8,4 triliun. NPL BPR telah perlahan naik sejak awal tahun 2024, di mana pada Januari 2024 berada di level 10,25%, kemudian meningkat di Februari menjadi 10,55%, dan terus naik pada Maret, April, serta Mei 2024 dengan masing-masing berada di level 10,7%; 11,2%; dan 11,37%.

Meski NPL meningkat, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, melaporkan bahwa aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit BPR serta BPR Syariah tetap tumbuh pada semester I/2024, dengan pertumbuhan tahunan masing-masing sebesar 6,19%, 7,01%, dan 6,96%. Menurutnya, pertumbuhan ini terjadi karena perluasan kegiatan usaha sesuai dengan amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), yang ditopang oleh pemenuhan modal inti minimum Rp6 miliar dan akselerasi konsolidasi industri BPR/S sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 7 Tahun 2024. Dian juga memproyeksikan bahwa di tahun mendatang, BPR akan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari dinamika ekonomi global dan domestik hingga adopsi teknologi informasi yang semakin masif, yang berpotensi mempengaruhi perilaku, ekspektasi, dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan dari BPR.

"Selain itu, BPR juga akan menghadapi persaingan yang semakin ketat, terutama dalam hal penyaluran kredit atau pembiayaan kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," jelasnya dalam pernyataan tertulis pada Sabtu, 14 September 2024. Untuk menghadapi tantangan tersebut, BPR diharapkan memiliki ketahanan dan daya saing yang kuat agar tetap bisa mempertahankan kinerja serta eksistensinya. Sebagai bagian dari pengembangan industri BPR, OJK telah merilis peta jalan yang mencakup empat pilar utama, yaitu penguatan struktur dan daya saing, akselerasi digitalisasi BPR, penguatan peran BPR di wilayahnya, serta penguatan pengaturan, perizinan, dan pengawasan.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo), Tedy Alamsyah, mengakui adanya kenaikan NPL di BPR sebagai dampak dari berakhirnya masa relaksasi restrukturisasi kredit akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, ia optimistis bahwa penurunan kualitas kredit BPR tidak akan berlangsung lama, mengingat para pelaku industri BPR giat memperbaiki kinerja seiring dengan pemulihan ekonomi.

"Selain itu, pengelolaan risiko juga terus ditingkatkan, dimulai dari analisis kredit hingga pembinaan setelah pencairan kredit. Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk terus meningkatkan kinerja dan daya saing industri," tambahnya dalam wawancara dengan Bisnis beberapa waktu lalu.

Standard Post with Image
BPR

Spektakuler, BPR SMA Kembali Raih Penghargaan dari Infobank

bprnews.id - Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sulawesi Mitra Abadi (SMA) kembali meraih penghargaan bergengsi di ajang Infobank Award 2024. Penghargaan ini diterima langsung oleh Direktur Utama BPR SMA, Bachruddin RO-E, didampingi Komisaris BPR SMA, FGBW Tutuhanuewa, dalam acara yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penghargaan ini diberikan kepada BPR SMA sebagai pengakuan atas kinerja yang dinilai 'SANGAT BAIK' sepanjang tahun 2023. Penilaian dilakukan berdasarkan berbagai indikator dan parameter dari laporan keuangan yang dipublikasikan, menggunakan 12 rasio keuangan utama. Di antara pencapaian tersebut adalah pertumbuhan kredit yang melampaui 100 persen, rasio kredit bermasalah (NPL) di bawah 1 persen, dan total aset yang telah mencapai lebih dari Rp25 miliar. Kinerja BPR SMA ini sangat menonjol di tengah tantangan pelambatan penyaluran kredit yang dialami industri jasa keuangan lainnya sepanjang tahun 2023.

Ketua Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada bank-bank yang berhasil menunjukkan kinerja terbaiknya selama tahun 2023.

Dalam wawancara di kantornya di Jalan Dewi Sartika, Direktur Utama BPR SMA, Bachruddin RO-E, mengungkapkan bahwa BPR SMA berhasil masuk dalam peringkat ke-68 dari 417 BPR yang memperoleh predikat 'SANGAT BAGUS', dari total 1038 BPR yang di-rating oleh Biro Riset Infobank.

Menurut Bachruddin, pencapaian ini sangat memuaskan karena BPR SMA tidak hanya berhasil mempertahankan kinerja sangat baik, tetapi juga didukung oleh pertumbuhan aset dan laba yang signifikan, meski di tengah kondisi menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu, rasio kredit bermasalah (NPL) masih terjaga di bawah 3 persen, menunjukkan kualitas kredit yang baik.

"Kami sangat bersyukur atas penghargaan ini, terutama karena Infobank melakukan penilaian secara independen berdasarkan riset dari laporan keuangan yang telah diverifikasi oleh OJK. Kami optimistis pada tahun 2024, BPR SMA akan kembali meraih penghargaan serupa, karena sejak awal tahun ini, kinerja kami terus menunjukkan peningkatan di berbagai parameter yang dinilai oleh Infobank," ungkap Bachruddin, yang akrab disapa Roy, didampingi oleh Direktur Operasional dan Kepatuhan BPR SMA, Yulia.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News