Bprnews.id - Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kota Depok telah menjalin kerja sama strategis dengan BonApp Indonesia untuk mendigitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi binaannya. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur digital bagi UMKM di bidang kuliner guna meningkatkan kinerja bisnis mereka.
"Digitalisasi usaha menjadi sangat penting, tidak hanya untuk memudahkan pencatatan transaksi, tetapi juga untuk memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM,” ujar Ade Rina Farida, Ketua PC Fatayat NU Depok.
Melalui platform yang disediakan oleh BonApp, UMKM dapat mengelola dan mengatur bisnis kuliner mereka secara lebih efisien. Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama antara Fatayat NU Kota Depok dan BonApp Indonesia menjadi tonggak penting dalam sinergi antara kedua belah pihak.
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi UMKM binaan dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin kompetitif, terutama menjelang musim Ramadhan.
Meskipun menyadari bahwa UMKM dihadapkan pada berbagai tantangan, Ade Rina tetap optimis dan semangat dalam mendukung para anggota binaannya. "Kami akan terus memberikan dukungan penuh dan bimbingan agar UMKM dapat berkembang dan bersaing di era digital ini," tambahnya.
Kerja sama antara Fatayat NU Kota Depok dan BonApp Indonesia menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pemanfaatan teknologi digital. Diharapkan, kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan UMKM di Kota Depok.
Bprnews.id - Agus Prabowo, perwakilan dari Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika Yogyakarta (BPSDMP), menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi digital dapat menjadi kunci sukses bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat menggelar pelatihan perdana Digital Entrepreneurship Academy (DEA) pada Senin (26/2) di ruang Ardi Lawet kantor Setda Purbalingga.
“Tidak kurang dari 100 peserta menghadiri pelatihan DEA Batch 1 yang dilaksanakan selama 2 hari,” ungkapnya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan omset dan kompetensi digital para pelaku UMKM, dengan fokus pada pemanfaatan platform digital untuk usaha. Melihat antusiasme peserta, pelatihan batch selanjutnya direncanakan akan diselenggarakan di Purbalingga pada bulan Maret mendatang.
Basuki, perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM (Dinkop UKM) Kabupaten Purbalingga, berharap pelatihan DEA dapat melahirkan digital talent muda yang mampu berkolaborasi dengan pelaku usaha lain di daerah tersebut.
“Silakan bergabung bagi masyarakat Purbalingga yang berminat mengikuti DEA Batch ke-2 pada bulan Maret mendatang. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di laman digitalent.kominfo.go.id,” katanya.
Bprnews.id - Bank Raya, bank digital yang merupakan bagian dari BRI Group, mengambil langkah proaktif dalam mendukung peningkatan inklusi keuangan dengan menggalakkan penggunaan fitur QRIS merchant. Fitur ini dianggap penting mengingat semakin meningkatnya transaksi nontunai di masyarakat.
"Dengan terus mendorong digitalisasi pelaku usaha melalui fitur QRIS, kami berharap dapat meningkatkan inklusi keuangan bagi mereka," ujar Direktur Digital dan Operasional Bank Raya, Bhimo Wikan Hantoro, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Dia menekankan bahwa pembayaran non-tunai melalui QRIS merupakan salah satu cara efektif untuk memperbaiki layanan pelaku usaha, meningkatkan produktivitas, dan menjaga daya saing di pasar.
Bhimo juga menjelaskan bahwa penggunaan QRIS memberikan fleksibilitas kepada pelaku usaha dalam menerima pembayaran dari berbagai jenis dompet digital dan aplikasi pembayaran, serta membantu meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi.
Bank Raya mencatat bahwa sejak November 2023, transaksi pembayaran melalui Aplikasi Raya dengan QRIS meningkat pesat, mencapai peningkatan lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
"Fitur QRIS merchant ini juga akan terintegrasi dengan Saku Bisnis di Aplikasi Raya untuk mendukung transaksi bisnis para pelaku usaha," tambah Bhimo.
Selain itu, dia menyebutkan bahwa penggunaan QRIS merchant juga memberikan keuntungan lain, seperti pembuatan credit profile yang tercatat oleh Bank Indonesia, yang dapat membantu pelaku usaha mendapatkan pinjaman dengan lebih mudah.
Fitur QRIS merchant Bank Raya tersedia untuk semua kategori pelaku usaha, termasuk usaha mikro hingga besar, baik individu maupun korporasi.
“Bank Raya akan terus memberikan promo dan kemudahan untuk mendukung pertumbuhan bisnis para pelaku usaha mikro,” pungkasnya.
Bprnews.id - Deputy President Office Division PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) Edes Saputra mengumumkan bahwa pihaknya sedang menjajaki penyaluran kredit ke segmen industri atau perusahaan kuliner di Indonesia.
"Kami sedang dalam tahap penjajakan untuk memberikan dukungan finansial kepada industri kuliner di Indonesia," ujar Edes dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sebagai langkah awal dalam rencana ini, J Trust Bank Indonesia memberikan apresiasi kepada dua restoran premium, yaitu Sushi Ichi Omekase di Jakarta dan Bai Yun Dim Sum & Hot Pot Restaurant di Bali, melalui program J Trust Bank Gourmet Choice 2024.
Menurut Edes, apresiasi ini sekaligus sebagai upaya perseroan untuk memahami lebih dalam kebutuhan industri kuliner dalam hal pendanaan atau pembiayaan.
"Ke depannya gak menutup kemungkinan kami akan kembangkan produk baru yang sesuai dan dibutuhkan oleh industri kuliner," ujar Edes.
Selain itu, lanjutnya, perseroan juga memberikan program simpanan (tabungan, giro, dan deposito) dengan bunga istimewa yang diberikan kepada pemilik dan karyawan restoran, serta berlaku untuk konsumen dari restoran terpilih.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama J Trust Bank, Ritsuo Fukadai, menyoroti pentingnya industri kuliner sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia, yang memiliki potensi besar dalam menggerakkan pasar dan menciptakan lapangan kerja.
"Kami optimis mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif kepada perekonomian Indonesia," ujar Fukadai.
Selama Januari 2024, J Trust Bank mencatat pertumbuhan kredit sebesar 28,45 persen year on year (yoy), mencapai Rp24,52 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 31,48 persen (yoy), mencapai Rp32,97 triliun, menunjukkan kinerja perbankan yang solid dan pertumbuhan yang signifikan.
Bprnews.id - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen (OJK), Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan bahwa kinerja ekonomi keuangan syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan. Prestasi tersebut tercermin dari pencapaian aset keuangan dalam sektor keuangan syariah Indonesia, yang pada bulan September 2023 mencapai lebih dari Rp 2.452 triliun atau setara dengan USD 157 miliar. Friderica menekankan bahwa pertumbuhan luar biasa sebesar 6,75 persen per tahun telah mendorong capaian tersebut.
Menurut Friderica, hasil dari laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023 yang dirilis oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab, menunjukkan bahwa industri makanan halal Indonesia menduduki posisi kedua secara global. Di sektor lain, seperti industri kosmetik, fashion, media, dan rekreasi halal, Indonesia juga berhasil menempati posisi ketiga.
"Dari laporan State of the Global Islamic Economy 2023, kita bersyukur atas prestasi yang telah kita raih dalam makanan halal yang makin diperhitungkan dalam ekonomi global dan saat ini menempati posisi kedua," ujar Friderica dalam acara peluncuran KEKSI 2023 dan SheFO 2024 pada Senin (26/2/2024).
Prestasi ini menjadi cerminan positif bahwa ekonomi syariah di Indonesia terus berkembang dengan semangat dan keberagaman yang luar biasa. Friderica optimis bahwa ekonomi keuangan syariah akan menjadi fondasi pertumbuhan yang sangat kuat bagi masa depan Indonesia.
Meskipun begitu, Friderica mengakui bahwa di tengah pencapaian positif tersebut, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Untuk mengoptimalkan potensi ekonomi syariah Indonesia di tingkat global, Indonesia perlu bersiap untuk meningkatkan daya dukung dan kontribusi keuangan nasional. Proses pengembangan ekonomi keuangan syariah juga dihadapkan pada beberapa hambatan yang perlu dicermati dan diatasi secara bersama-sama.