Standard Post with Image
REGULATOR

LPS Gandeng MAPPI untuk Penilaian Aset Bank dan Asuransi

BPRNews.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meningkatkan efektivitas penilaian aset perusahaan perbankan dan asuransi melalui kerja sama dengan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI). Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari fungsi LPS dalam resolusi bank dan penyelesaian permasalahan perusahaan asuransi. Penandatanganan nota kesepahaman tersebut berlangsung di Hotel Four Points, Makassar, Sulawesi Selatan.

Anggota Dewan Komisioner LPS Bidang Penjaminan Simpanan dan Resolusi Bank, Didik Madiyono, menyatakan bahwa MAPPI akan membantu LPS dalam berbagai peran, termasuk dalam proses likuidasi perusahaan. "Apabila ada perusahaan yang dicabut izin usahanya, maka penilaian aset yang dilakukan oleh penilai publik independen sangat diperlukan untuk melindungi kepentingan publik," jelas Didik.

 

Ia juga menjelaskan bahwa penilaian aset penting ketika dilakukan pemetaan sisa aset yang tidak bisa dicairkan dalam masa penyelesaian likuidasi. "Kerja sama ini menunjukkan komitmen kuat LPS dalam berkoordinasi, terutama terkait penilaian aset bank dan perusahaan asuransi, serta hasil penilaian sesuai ketentuan yang berlaku dalam fungsi resolusi bank dan penyelesaian masalah asuransi," tambah Didik.

Kerja sama antara LPS dan MAPPI ini nantinya akan mencakup pertukaran data dan informasi, koordinasi terkait penilaian, serta pengembangan pedoman dan metodologi penilaian.

 

 

Standard Post with Image
REGULATOR

Pentingnya Investasi untuk Masa Depan Keuangan

BPRNews.id - Investasi adalah kegiatan menanamkan modal atau dana oleh individu maupun institusi dengan tujuan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Menurut Donna Rissi, Kepala Subbagian PEPK LMS Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan NTT, investasi bertujuan untuk meningkatkan aset dan kekayaan masyarakat, memberikan penghasilan tambahan, atau passive income, serta menjadi sarana persiapan masa depan, seperti masa pensiun atau usia produktif di bidang pendidikan.

"Kita memahami bahwa inflasi secara bertahap akan mengurangi daya beli uang. Dengan berinvestasi, kita bisa mengamankan dan meningkatkan nilai uang kita di masa depan," kata Donna dalam wawancaranya dengan RRI.

Donna juga menambahkan bahwa investasi memungkinkan masyarakat memperoleh pendapatan pasif yang tidak hanya bergantung pada pekerjaan utama mereka. "Investasi adalah cara untuk menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Hidup kita semakin kompleks setiap harinya, dan kita memerlukan jaminan keuangan, terutama untuk masa tua," jelasnya. 

Ia juga menyoroti pentingnya investasi bagi generasi muda, seperti milenial dan Gen Z, dalam mempersiapkan masa pensiun yang lebih mandiri. "Sistem pensiun di masa mendatang mungkin tidak akan seaman yang dinikmati generasi sebelumnya, sehingga investasi menjadi solusi penting bagi generasi muda," ujarnya.

Lebih lanjut, Donna menjelaskan bahwa investasi dapat membantu mengembangkan kebiasaan finansial yang baik, seperti perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan yang bijaksana. "Dengan target investasi, seseorang menjadi lebih teratur dalam mengelola anggaran. Selain itu, investasi mengajarkan pentingnya menyisihkan penghasilan daripada menghabiskannya," tambahnya.

Saat ini, pilihan investasi tidak lagi terbatas pada properti atau emas. Banyak instrumen keuangan lain yang bisa dipilih, seperti reksa dana, saham, obligasi, deposito, dan peer-to-peer lending. Donna juga menekankan pentingnya memilih investasi yang legal dan diawasi oleh OJK. 

"Semakin cepat kita berinvestasi, semakin besar peluang mendapatkan keuntungan, meskipun awalnya dengan jumlah kecil. Namun, berhati-hatilah terhadap investasi bodong yang menawarkan imbal hasil besar dalam waktu singkat dan minim risiko, karena semua investasi pasti memiliki risiko," tutup Donna.

 




 

Standard Post with Image
REGULATOR

KPK Selidiki Dugaan Korupsi Dana CSR BI dan OJK, Dana Tidak Sesuai Peruntukan

BPRNews.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki dugaan korupsi dalam penggunaan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengonfirmasi perkembangan ini.

"KPK saat ini sedang menyelidiki kasus ini, baru sampai pada tahap itu," ujar Asep pada Kamis (19/9/2024).

Asep menjelaskan bahwa ada indikasi penyalahgunaan dana CSR yang tidak sesuai dengan tujuannya. "Dari total dana CSR, hanya separuh yang digunakan sesuai peruntukannya," jelas Asep. "Misalnya, dari 100 dana yang ada, hanya 50 yang dipakai, sementara sisanya tidak dimanfaatkan."

Asep menegaskan bahwa masalah muncul ketika sebagian dana tidak dipakai sesuai rencana atau bahkan digunakan untuk kepentingan pribadi. "Yang jadi masalah adalah 50 yang tidak digunakan itu, dan apabila digunakan untuk kepentingan pribadi, hal itu yang kami selidiki lebih lanjut," tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa selama dana digunakan sesuai rencana, tidak ada masalah. "Kalau dananya digunakan untuk membangun rumah atau jalan seperti yang direncanakan, itu tidak jadi masalah," pungkas Asep.

 

 


 

Standard Post with Image
bank umum

Wah! Saham Bank BUMN Lagi 'Hot' Semua

BPRNews.id  - Setelah penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve dan Bank Indonesia, beberapa bank pelat merah kini merasakan manfaatnya, terutama dalam hal kapitalisasi pasar. Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa saham bank BUMN, seperti BRI dan Mandiri, menunjukkan kinerja yang positif. BRI, misalnya, memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp 800 triliun, sementara Mandiri di Rp 700 triliun. Kenaikan yang signifikan juga terjadi pada BSI, dengan pertumbuhan saham year-to-date mencapai 80% dan kapitalisasi pasar Rp 150 triliun.

Mandiri Sekuritas memperkirakan bahwa harga saham BBRI bisa mencapai Rp 6.000 per lembar menjelang akhir tahun, yang masih menunjukkan potensi kenaikan sekitar 9,09% dari harga saat ini. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa penurunan suku bunga The Fed berpengaruh luas pada pasar global dan dapat mendukung pertumbuhan kredit serta profitabilitas perbankan di Indonesia. Dengan penurunan suku bunga domestik, biaya dana bagi bank dan debitur juga berkurang, yang berpotensi meningkatkan kinerja keuangan perbankan.

Meskipun permintaan kredit tinggi menyebabkan sedikit penurunan likuiditas perbankan, OJK memastikan bahwa kondisi likuiditas tetap memadai. Rasio AL/NCD berada di 113,49% dan AL/DPK di 25,56% per Juli 2024, dan proyeksi menunjukkan likuiditas akan tetap terjaga hingga akhir tahun.

Standard Post with Image
UMKM

Peningkatan Transaksi QRIS Dorong Pertumbuhan UMKM di Bangka Belitung

BPRNews.id - Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kini semakin digalakkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini tercermin dari peningkatan transaksi QRIS, seperti yang tercatat di Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang, di mana hingga Agustus 2024 total transaksi mencapai Rp 18 miliar.

Wakil Pemimpin Bidang Operasional dan Pelayanan Bank Sumsel Babel, Martin Dwista, menjelaskan bahwa peningkatan ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap digitalisasi transaksi. “Kesadaran digitalisasi dari segi transaksi QRIS saat ini memang ada peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan ini berdampak positif pada transaksi QRIS,” ungkap Martin.

Saat ini, terdapat 6.611 merchant yang menggunakan QRIS, mayoritas berasal dari segmen UMKM. Menurut Martin, salah satu keunggulan QRIS adalah semua transaksi tercatat dengan jelas dan real-time, sehingga memudahkan pelaku usaha memeriksa detail transaksi dan mencairkan dana sesuai kebutuhan. Bagi pengguna Bank Sumsel Babel (BSB), transaksi antar pengguna QRIS di BSB langsung masuk, sementara untuk bank lain memerlukan waktu sekitar satu hari.

Bank Sumsel Babel terus berinovasi untuk memudahkan nasabah melalui layanan digital seperti mobile banking yang mendukung transaksi cashless. Selain itu, bank ini secara rutin melakukan sosialisasi door-to-door ke sekolah, pemerintah, UMKM, dan masyarakat untuk meningkatkan penggunaan digitalisasi transaksi.

Hal serupa juga terlihat di Bank Mandiri Cabang Pangkalpinang, yang mencatat sekitar 10 ribu pengguna aktif QRIS dari kalangan pelaku UMKM. Area Operational Manager Mandiri Pangkalpinang, Ahmad Fuadi, menekankan bahwa QRIS membantu meminimalisir transaksi tunai dan mengurangi kesalahan dalam transaksi. Dengan inovasi dan edukasi yang terus dilakukan, diharapkan semakin banyak merchant yang mengadopsi QRIS, sehingga mendorong pertumbuhan UMKM dan memperkuat perekonomian lokal.

 

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News