BPRNews.id - Bank DBS Indonesia menggandeng PT Eastspring Investments Indonesia (Eastspring Indonesia) untuk meluncurkan produk reksa dana berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance(ESG), yang diberi nama Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI. Produk investasi ini ditujukan bagi masyarakat yang tertarik untuk berinvestasi pada saham-saham yang berkelanjutan, menggabungkan keuntungan finansial dengan kontribusi positif terhadap lingkungan dan sosial.
Kunardy Lie, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, menjelaskan bahwa produk ini dirancang untuk melayani nasabah yang memiliki komitmen terhadap ESG, baik dari segmen manajer investasi (MI), institusi keuangan, perusahaan asuransi, pengelola dana pensiun, hingga nasabah ritel atau individu. “Reksa Dana Indeks Eastspring ESGQ45 IDX KEHATI ini dapat menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat yang hendak berpartisipasi pada produk investasi yang baik untuk jangka panjang serta berkontribusi positif pada lingkungan dan masyarakat,” jelas Kunardy dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 22 November 2024.
Kerja sama antara Bank DBS Indonesia, Eastspring Indonesia, dan KEHATI Foundation ini menjadi langkah nyata dalam mengimplementasikan pilar keberlanjutan yang pertama, yaitu responsible banking. Sebagai bank kustodian terkemuka, Bank DBS Indonesia memiliki lebih dari 18 tahun pengalaman dalam menyediakan layanan inti kustodian yang mencakup penyelesaian transaksi efek, penyimpanan dan penitipan, serta pemrosesan aksi korporasi. Bank ini juga menawarkan layanan administrasi dana investasi yang mencakup akuntansi dana, perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB), serta layanan pemantauan kepatuhan.
“Sebagai penyedia layanan kustodian yang terkemuka baik di Indonesia maupun global, Bank DBS Indonesia diakui atas inovasi teknologi digitalnya dan komitmen terhadap keberlanjutan. Hal ini ditunjukkan juga dengan kemampuan Bank DBS dalam memberikan layanan kustodian untuk aset digital,” tambah Kunardy.
Sementara itu, Sulystari, Direktur Eastspring Indonesia, menambahkan bahwa reksa dana ini tersedia dalam dominasi mata uang rupiah dan menggunakan indeks ESGQ45 IDX KEHATI. Produk ini cocok bagi investor yang mencari pendekatan ESG dalam investasi mereka, dengan instrumen yang berisi saham-saham dari perusahaan yang memimpin dalam penerapan praktik ESG. Sulystari berharap bahwa peluncuran produk ini dapat memberi solusi bagi investor yang ingin berinvestasi secara berkelanjutan di pasar modal Indonesia.
“Ini sejalan dengan komitmen para pelaku industri reksa dana yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus meningkatkan ragam produk investasi berbasis indeks,” kata Sulystari.
Dengan peluncuran reksa dana berbasis ESG ini, Bank DBS Indonesia dan Eastspring Indonesia berharap dapat mendorong lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam investasi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keberlanjutan sosial dan lingkungan.
BPRNews.id - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas ekonomi, yang diukur dari uang beredar dalam arti luas (M2), mencapai Rp9.078,6 triliun pada Oktober 2024. Angka ini tumbuh 6,7% secara tahunan (year on year/yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan September yang mencapai 7,2% yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyebutkan bahwa perkembangan ini ditopang oleh pertumbuhan komponen uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1% yoy dan uang kuasi sebesar 4,2% yoy.
"Pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan dinamika tagihan bersih kepada pemerintah pusat," kata Ramdan pada Jumat di Jakarta.
Penyaluran kredit pada bulan ini tetap stabil dengan pertumbuhan 10,4% yoy, menunjukkan performa yang konsisten dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, tagihan bersih kepada pemerintah pusat mencatat kontraksi tipis sebesar 0,1% yoy, berbanding terbalik dengan pertumbuhan 12,3% yoy pada September.
Selain itu, aktiva luar negeri bersih juga mencatatkan perbaikan dengan pertumbuhan 1,6% yoy, setelah sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,3% yoy pada bulan sebelumnya.
Dalam laporan tersebut, BI menegaskan bahwa angka kredit yang dilaporkan murni berasal dari pinjaman (loans) dan tidak mencakup instrumen lain seperti surat berharga, tagihan akseptasi, atau repo. Kredit ini juga tidak termasuk yang disalurkan oleh kantor bank luar negeri ataupun yang diberikan kepada pemerintah pusat.
Kinerja M2 pada Oktober ini mencerminkan pengaruh stabilnya penyaluran kredit di tengah tantangan pada sektor keuangan dan pengelolaan anggaran pemerintah pusat. BI terus memonitor perkembangan likuiditas untuk memastikan stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
BPRNews.id - Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024, salah satu ajang pameran penerbangan terbesar, kembali hadir pada 29 November hingga 1 Desember 2024 di Istora Senayan, Jakarta. Bank Mandiri, sebagai mitra strategis dalam acara ini, menghadirkan berbagai kemudahan transaksi bagi nasabahnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan perjalanan dan hiburan.
Dalam pembukaan acara yang berlangsung pada Kamis, 21 November 2024, SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri, Saptari, berbincang dengan Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ade Susardi, mengenai kolaborasi strategis antara Bank Mandiri dan Garuda Indonesia untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.
Selama GATF 2024, Bank Mandiri menawarkan sejumlah keuntungan eksklusif bagi pemegang Mandiri Kartu Kredit, termasuk:
Promo Tiket Rp 1 khusus bagi nasabah Bank Mandiri. Cashback hingga Rp 5 juta untuk transaksi tertentu. Bonus e-coupon belanja senilai hingga Rp 1,1 juta. Raffle tiket gratis ke Singapura, memberikan peluang kepada pengunjung untuk memenangkan perjalanan istimewa. Program Sameday Approval Mandiri Kartu Kredit, memungkinkan pengajuan dan persetujuan kartu kredit di lokasi acara. Cicilan 0% hingga 12 bulan, mempermudah perencanaan keuangan bagi nasabah yang ingin bertransaksi besar.
Melalui partisipasi dalam GATF 2024, Bank Mandiri menunjukkan komitmennya untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan sektor pariwisata nasional. Dengan berbagai program menarik, Bank Mandiri tidak hanya memudahkan nasabah untuk merencanakan perjalanan, tetapi juga memberikan insentif untuk transaksi yang lebih hemat dan praktis.
BPRNews.id - Koordinasi antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam menangani risiko Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mendapat perhatian serius, terutama terkait angka Non-Performing Loan (NPL) di Jawa Barat yang mencapai 11%.
"Angka NPL 11 persen ini sudah menjadi lampu kuning. Jangan sampai kita terlalu cepat memutuskan BPR masuk ke status Bank Dalam Resolusi (BDR). Saya ingin tahu sejauh mana koordinasi antara OJK dan LPS dalam menangani BPR yang berisiko. Apakah LPS memiliki akses penuh terhadap data-data BPR?" tanya anggota Komisi XI DPR, Shohibul Imam, dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR ke Jawa Barat, Kamis (21/11).
Shohibul juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik terhadap OJK dan LPS sebagai regulator. Ia mempertanyakan apakah survei literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan OJK telah mencakup aspek transaksi digital.
"Apakah komponen seperti transaksi digital dan kripto sudah menjadi bagian dari survei literasi keuangan? Jangan sampai hasil surveinya tinggi, tapi transaksi digital malah terabaikan. Padahal, ini penting di era sekarang," ujarnya.Selain itu, Shohibul memberikan perhatian pada bursa karbon yang diawasi oleh OJK. Ia mengibaratkan bursa karbon sebagai pasar yang harus dikelola dengan baik agar berjalan efektif dan efisien.
"Kalau pengelolaannya buruk, meskipun barangnya berkualitas dan murah, orang tidak akan datang karena hal-hal seperti preman atau biaya parkir mahal. Bagaimana rencana OJK menciptakan bursa karbon yang akuntabel dan efisien?" tambah legislator NasDem dari Dapil Jawa Barat X tersebut.
Shohibul berharap OJK dan LPS dapat meningkatkan koordinasi untuk menghadapi risiko di sektor BPR sekaligus menciptakan bursa karbon yang kredibel dan kompetitif.
BPRNews.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) secara resmi meluncurkan soft launching Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) di Kantor OJK.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan bahwa IASC, atau Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan, akan menjadi forum koordinasi yang mempertemukan OJK, Satgas PASTI, dan pelaku industri jasa keuangan dalam menangani penipuan secara cepat dan tegas.
"Ini kesempatan penting untuk memperkuat kepercayaan dan integritas di sektor jasa keuangan. Mari kita wujudkan tindakan nyata yang sesuai harapan masyarakat," ungkap Mahendra di acara peluncuran.
IASC dirancang untuk mempercepat penanganan laporan penipuan di sektor keuangan, termasuk menghentikan transaksi mencurigakan, memblokir rekening terkait, mengidentifikasi pelaku, hingga memulihkan dana korban. Saat ini, sebanyak 79 bank telah bergabung dalam inisiatif ini, dengan rencana pengembangan ke depan.
"Penipuan keuangan adalah kejahatan tanpa batas yang berdampak besar. Kita harus segera mengambil langkah konkret untuk meminimalkan kerugian masyarakat," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya IASC dalam melindungi masyarakat dari kerugian yang sering kali melibatkan tabungan jangka panjang.
"Sudah terlalu lama kita membiarkan ini terjadi. Dana masyarakat yang dikumpulkan selama bertahun-tahun hilang begitu saja. Kita harus bersinergi untuk melindungi konsumen Indonesia," ujar Friderica.
IASC mempermudah korban melaporkan kasus penipuan melalui situs resminya di http://iasc.ojk.go.id. Korban dapat melampirkan bukti dan data terkait untuk ditindaklanjuti. Laporan juga dapat diajukan melalui penyedia jasa keuangan terkait, yang kemudian akan dikoordinasikan dengan IASC.
"Dengan IASC, kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan konsumen yang lebih baik. Ini hadiah OJK untuk Indonesia," tutup Friderica.
Acara peluncuran turut dihadiri sejumlah pejabat lintas lembaga, termasuk perwakilan dari Bank Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta asosiasi industri jasa keuangan lainnya.