Standard Post with Image
UMKM

Dukungan Terhadap UMKM Sektor Kopi Melalui Digitalisasi di Kecamatan Jambu

BPRNews.id - Dalam upaya mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor kopi, dosen STIE Bank BPD Jateng melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Program ini bertujuan untuk membantu kelompok tani kopi “Rahayu IV” mengadopsi teknologi digital dengan meluncurkan SIPOKTANCOFFEE, sebuah sistem informasi berbasis web untuk kelompok tani kopi.

Kegiatan ini berfokus pada digitalisasi UMKM komoditas kopi, menciptakan platform yang membantu memperluas jaringan pemasaran kelompok tani. SIPOKTANCOFFEE tidak hanya memberikan informasi mengenai produk kopi dari kelompok tani Rahayu IV, tetapi juga memfasilitasi wisata edukasi kopi dan penjualan hasil panen biji kopi secara online, menjangkau pasar lokal, nasional, dan internasional.

Kelompok Tani Rahayu IV dikenal sebagai penghasil kopi lokal berkualitas, namun mereka menghadapi tantangan besar terkait akses pasar dan pemanfaatan teknologi dalam bisnis. Hal ini menghambat pertumbuhan usaha mereka. Dengan peluncuran SIPOKTANCOFFEE, petani kini dapat menggunakan teknologi digital untuk menjual produk kopi secara lebih luas. Konsumen dari berbagai daerah dapat memesan kopi secara online dan mendapatkan informasi lengkap tentang produk dan proses produksinya.

SIPOKTANCOFFEE juga dilengkapi fitur manajemen keanggotaan, pemantauan produksi, dan laporan penjualan, yang memudahkan pengelolaan internal kelompok tani. Sistem ini membantu anggota kelompok untuk lebih terorganisir dalam mengelola produksi kopi dari hulu hingga hilir.

Program pengabdian masyarakat ini merupakan upaya dosen STIE Bank BPD Jateng untuk mendorong pemanfaatan teknologi dalam agribisnis, khususnya kopi. Ketua tim pengabdian, Dr. Himawan Arif Sutanto, SE., M.Si, menjelaskan bahwa teknologi informasi sangat penting dalam membuka peluang pasar yang lebih besar bagi UMKM di bidang pertanian.  

“Melalui SIPOKTANCOFFEE, kami berharap para petani kopi di Kecamatan Jambu dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global. Sistem ini tidak hanya menyediakan platform untuk penjualan online, tetapi juga memudahkan manajemen kelompok tani secara keseluruhan,” ungkap Dr. Himawan dalam wawancara.

Beliau menambahkan bahwa pelatihan penggunaan sistem ini telah diberikan kepada petani, sehingga mereka dapat memanfaatkan fitur yang tersedia secara optimal. Dosen juga terus mendampingi kelompok tani Rahayu IV untuk memastikan keberlanjutan penggunaan teknologi ini.

Sejak peluncuran SIPOKTANCOFFEE, kelompok tani mulai merasakan peningkatan akses pasar, dengan pesanan kopi yang datang dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri. Melalui teknologi ini, mereka dapat menawarkan berbagai jenis produk kopi, seperti biji kopi mentah, kopi sangrai, dan kopi bubuk, dengan harga dan kualitas yang terjamin. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.

STIE Bank BPD Jateng juga berkomitmen memberikan pendampingan lebih lanjut dalam pemasaran digital dan branding produk kopi kelompok tani. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan sektor swasta juga diupayakan untuk memperkuat ekosistem digital bagi UMKM kopi di Kabupaten Semarang.

 

Standard Post with Image
UMKM

Mendorong UMKM Indonesia untuk Masuk ke Pasar Global Melalui BRI UMKM EXPO 2025

BPRNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, terus berupaya mendukung UMKM Indonesia agar dapat bersaing di tingkat internasional. Salah satu langkahnya adalah menyelenggarakan BRI UMKM EXPO(RT) 2025, yang merupakan tahun keenam sejak acara ini pertama kali diadakan pada 2019. Sebelumnya, acara ini dikenal dengan nama UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR.  

Perubahan nama ini bertujuan untuk memperkuat posisi BRI sebagai bank yang secara konsisten mendukung UMKM dan memperluas dampaknya. Di acara ini, BRI juga akan mengadakan BRI MICROFINANCE OUTLOOK.

Tema BRI UMKM EXPO(RT) 2025 adalah “Broadening MSME’s Global Outreach”, yang berarti upaya BRI untuk mendorong UMKM agar lebih terlibat di pasar internasional, meningkatkan daya saing, dan membuka peluang bisnis baru di berbagai negara.  

BRI melihat adanya peluang besar bagi produk-produk Indonesia untuk memasuki pasar global, dengan kualitas yang mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Direktur Commercial, Small, and Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, menekankan bahwa BRI UMKM EXPO(RT) adalah langkah nyata BRI dalam mendukung UMKM agar siap bersaing.  

“BRI UMKM EXPO(RT) menjadi momentum strategis bagi UMKM baik yang sekarang sudah bermitra dengan BRI maupun yang baru berminat untuk bergabung untuk memperluas jangkauan pasar mereka dan mempertemukan mereka dengan potential buyer internasional. BRI terus berkomitmen untuk terus memajukan UMKM, baik dari sisi pemberian pembiayaan, pendampingan bisnis, program pemberdayaan hingga bagaimana mengakses pasar yang lebih luas sampai ke pasar global,” ungkap Amam.

Ada lima kategori yang dapat berpartisipasi dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025, yaitu Home Decor & Craft, Food & Beverage, Accessories & Beauty, Fashion & Wastra, serta Healthcare/Wellness.  

Event ini juga menawarkan berbagai program menarik, seperti Expo & Showcase UMKM terkurasi, Business Matching, UMKM Award, serta hiburan dan instalasi seni. 

Pada tahun 2023, BRI berhasil menyelenggarakan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR dengan 700 UMKM terkurasi dari 3.132 pendaftar di seluruh Indonesia. Pendaftaran untuk BRI UMKM EXPO(RT) 2025 sudah dibuka dari 20 September hingga 30 Oktober 2024, dan dapat dilakukan melalui website https://brilianpreneur.com/.

UMKM yang memenuhi kriteria, seperti sudah beroperasi minimal dua tahun, merupakan produsen, memiliki nilai lokal, serta menerapkan prinsip lingkungan dan sosial, dapat mengikuti kurasi setelah pendaftaran ditutup. BRI memberikan kesempatan bagi UMKM untuk menjangkau pasar global dan mempertemukan mereka dengan pembeli potensial melalui business matching, setelah produk mereka melalui proses kurasi untuk memastikan kualitas dan kelayakan di pasar internasional.

 

Standard Post with Image
REGULATOR

Indonesia Ajukan Keanggotaan BRICS, Menimbang Dampak Positif dan Negatif

BPRNews.id - Jakarta, 28 Oktober 2024 – Pemerintah Indonesia resmi mengajukan keanggotaan untuk bergabung dengan aliansi BRICS melalui Menteri Luar Negeri Sugiono pada KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, 22-24 Oktober 2024. Menanggapi langkah ini, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan perlunya mempertimbangkan baik buruknya keputusan tersebut.

“Ini (bergabungnya Indonesia dengan BRICS) sepenuhnya keputusan pemerintah saat ini, tapi sebaiknya dampak positif dan negatifnya dihitung dengan hati-hati,” ujar Purbaya di Jakarta, Sabtu (26/10/2024). “Karena ada dampak yang menguntungkan dan juga potensi risiko. Jika dilihat, BRICS ini posisinya lebih ke Timur, sementara Barat mungkin melihatnya sebagai lawan. Kira-kira Indonesia akan ada di posisi mana?” tambahnya.

Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan bahwa keputusan Indonesia untuk bergabung didorong oleh keselarasan prioritas BRICS dengan program Kabinet Merah Putih, seperti ketahanan pangan, energi, serta peningkatan sumber daya manusia. “Kita melihat BRICS sebagai wadah yang pas untuk membahas kepentingan Global South,” ungkap Sugiono.

Dalam pidatonya di KTT BRICS Plus, Sugiono juga menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto terkait pentingnya anti-penjajahan dan anti-penindasan, sekaligus solidaritas untuk perdamaian global. Sugiono menekankan komitmen Indonesia untuk mendukung perdamaian di Palestina dan Lebanon, menyerukan gencatan senjata, serta penegakan hukum internasional dalam menangani kekerasan di Gaza.

BRICS, yang dibentuk pada 2009 oleh Rusia, kini mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Dalam ekspansinya, BRICS telah menerima anggota baru, termasuk Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Ethiopia, dan Mesir. Selain Indonesia, Malaysia dan Turki juga menunjukkan ketertarikan untuk bergabung.

 

 

Standard Post with Image
REGULATOR

OJK Apresiasi Landmark Baru Bank Syariah Indonesia di Aceh

BPRNews.id - Aceh, 28 Oktober 2024 – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, mengungkapkan apresiasi terhadap kemegahan dan inovasi dari landmark Bank Syariah Indonesia (BSI) di Aceh, yang telah menjadi ikon baru di provinsi tersebut. Saat mengunjungi landmark ini, Dian Ediana Rae menyatakan kebanggaannya atas kontribusi BSI dalam menguatkan citra perbankan syariah sekaligus menumbuhkan rasa bangga bagi masyarakat Aceh melalui bangunan tersebut.

“Gedung Landmark BSI Aceh ini benar-benar impresif dan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah. Saya melihat gedung ini sebagai salah satu yang terbaik di Banda Aceh," ujar Dian. "Bukan sekadar simbol kehadiran BSI, gedung ini juga menggambarkan perkembangan perbankan syariah yang semakin kuat dan inklusif di Indonesia. Saya mengapresiasi upaya BSI yang telah mempersembahkan ikon megah ini bagi masyarakat Aceh," tambahnya.

Landmark ini, yang berdiri di tengah kota dengan desain yang menggabungkan konsep modern dan budaya lokal Aceh, diharapkan menjadi ruang publik inspiratif dan tempat berkumpul yang ramah bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai lambang kekuatan perbankan syariah, landmark BSI Aceh juga menjadi ikon yang merefleksikan kebanggaan masyarakat terhadap identitas dan budaya Aceh.

Regional CEO BSI Aceh, Wachjono, turut menyampaikan rasa terima kasihnya atas penghargaan dari OJK. "Kami sangat berterima kasih atas apresiasi dari OJK. Landmark ini bukan hanya milik BSI, tetapi juga milik seluruh masyarakat Aceh. Kami berharap gedung ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan prinsip syariah yang kami anut," ujar Wachjono.

Kunjungan Dian Ediana Rae ini menjadi motivasi tambahan bagi BSI Aceh untuk terus meningkatkan pelayanan dan program yang bermanfaat bagi masyarakat Aceh. Ke depan, BSI Aceh berkomitmen untuk memperkuat kontribusinya dalam mendukung perekonomian daerah melalui layanan perbankan yang inklusif serta kegiatan sosial yang mempererat hubungan dengan masyarakat.

Dengan hadirnya landmark ini, BSI berharap dapat terus menjadi mitra terpercaya dalam mendorong kemajuan ekonomi yang berkelanjutan di Aceh serta memperkuat posisi perbankan syariah di Indonesia melalui pelayanan yang profesional dan prinsip syariah yang kokoh.

 

 

Standard Post with Image
REGULATOR

OJK Dorong Penguatan Karakteristik Perbankan Syariah dengan Produk Unik

BPRNews.id - Mataram, 28 Oktober 2024 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan karakteristik unik di sektor perbankan syariah dengan menghadirkan produk berbasis syariah atau shariah-based product* yang hanya dapat diterapkan di perbankan syariah, berbeda dari produk konvensional. "Produk ini diharapkan memiliki nilai unik yang tidak bisa ditiru oleh perbankan konvensional," ujar Kepala OJK Nusa Tenggara Barat, Rudi Sulistyo, di Mataram.

Untuk mencapai tujuan tersebut, OJK baru-baru ini merilis tiga pedoman produk perbankan syariah. Pedoman tersebut meliputi Pedoman Produk Pembiayaan Mudharabah, Pedoman Implementasi Shariah Restricted Investment Account (SRIA) dengan Akad Mudharabah Muqayyadah, serta Pedoman Implementasi Cash Waqf Linked Deposit (CWLD). "Ketiga pedoman ini diluncurkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam puncak Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024 di Banda Aceh pekan lalu," tambah Rudi.

Penerbitan pedoman tersebut merupakan bagian dari komitmen OJK untuk memperkuat karakteristik perbankan syariah, sejalan dengan *Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia* (RP3SI) 2023-2027. “Dengan adanya pedoman ini, kami berharap industri perbankan syariah dan para pemangku kepentingan terkait memiliki panduan yang jelas dalam mengimplementasikan produk perbankan syariah,” ungkap Rudi.

Pedoman Produk Pembiayaan Mudharabah merupakan pedoman ketiga yang diterbitkan OJK setelah sebelumnya ada Pedoman Produk Pembiayaan Murabahah dan Pedoman Produk Pembiayaan Musyarakah. Rudi menjelaskan bahwa produk pembiayaan mudharabah ini dapat menjadi alternatif diversifikasi produk bagi bank syariah dengan skema bagi hasil yang adil. "Produk ini memiliki daya saing karena menawarkan pembagian hasil yang didasarkan pada kinerja usaha yang dibiayai, memberikan rasa keadilan baik untuk bank maupun nasabah," jelas Rudi.

Selain itu, Pedoman Implementasi SRIA dengan Akad Mudharabah Muqayyadah turut memberikan peluang baru bagi perbankan syariah untuk mengembangkan produk investasi yang khas syariah.

 










 

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News