BPRNews.id - Pada perdagangan pasar spot, kurs dollar-rupiah menunjukkan penguatan pada Senin (29/7/2024). Posisi rupiah mengalami penguatan, mencapai level Rp16.281 pada pekan keempat bulan Juli 2024.
Pergerakan kurs mata uang Garuda tercatat naik sebesar 0,12% dibandingkan dengan posisi pada hari Jumat lalu yang berada di level Rp16.286. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mengalami pergerakan serupa, dengan Rupiah JISDOR menguat pada level Rp16.286, meningkat sebesar 0,05% dari posisi Jumat lalu yang tercatat di Rp16.294.
Bank Mandiri, sebagai salah satu bank umum yang menyediakan layanan penukaran valuta asing, menawarkan kemudahan bagi nasabah dalam menukarkan valuta asing melalui layanan money changer dan Livin by Mandiri.
Bagi nasabah yang ingin menukarkan dollar-rupiah, berikut adalah informasi kurs dollar-rupiah hari ini, Selasa, 30 Juli 2024, berdasarkan data yang diperbarui pada pukul 10.45 WIB:
Kurs Dollar-Rupiah Special Rate:
Kurs beli: Rp16.280 per dollar AS
Kurs jual: Rp16.300 per dollar AS
Kurs Dollar-Rupiah TT Counter:
Kurs beli: Rp16.075 per dollar AS
Kurs jual: Rp16.425 per dollar AS
Kurs Dollar-Rupiah Bank Notes:
Kurs beli: Rp16.075 per dollar AS
Kurs jual: Rp16.425 per dollar AS
Penting untuk dicatat bahwa kurs dollar-rupiah pada TT counter, special rate, dan bank notes dapat berbeda. Kurs TT counter berlaku saat nasabah melakukan setoran atau transfer melalui counter bank terdekat. Sementara itu, kurs special rate diterapkan untuk transaksi dengan nilai nominal di atas USD 25.000. Nasabah disarankan untuk menghubungi cabang Bank Mandiri terdekat untuk informasi lebih lanjut.
Kurs dollar-rupiah bank notes berlaku untuk transaksi setoran atau transfer mata uang asing yang dilakukan secara langsung di kantor bank.
Perlu dicatat bahwa tingkat kurs dollar-rupiah ini berlaku untuk transaksi di bank, dengan kurs beli diterapkan saat bank membeli dollar dari nasabah dan kurs jual diterapkan saat bank menjual dollar kepada nasabah.
BPRNews.id - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sering mengalami kesulitan dalam perencanaan keuangan yang baik, padahal pengelolaan keuangan yang tepat merupakan kunci untuk memperoleh modal usaha. Dalam sebuah lokakarya , Susana Diah Kusumaningrum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menyampaikan, “UMKM dapat mengakses berbagai sumber pembiayaan, termasuk, pasar modal, sekuritas, manajer investasi, dan security crowdfunding .”
Susana juga mengungkapkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2022 mencapai 49,68%, yang berarti sekitar setengah dari populasi memiliki pemahaman keuangan yang baik. Di sisi lain, indeks inklusi keuangan berada di angka 85,10%, menandakan bahwa banyak orang yang memiliki akses ke layanan keuangan, meskipun pemahaman mereka tentang keuangan masih perlu ditingkatkan.
Menurut Susana, untuk membantu UMKM mendapatkan pembiayaan, mereka perlu memiliki perencanaan keuangan yang matang. “UMKM harus memadukan arus kas, menetapkan tujuan usaha, dan mengambil keputusan investasi yang bijak. Pengelolaan keuangan yang baik meliputi pengaturan pembiayaan, pengendalian biaya, serta pemenuhan kewajiban keuangan,” ujar Susana.
Dia juga menambahkan beberapa langkah untuk memeriksa kesehatan keuangan UMKM, seperti memastikan pemasukan melebihi pengeluaran dan membatasi cicilan utang hingga 30% dari pemasukan. “Selain itu, memiliki dana darurat minimal tiga kali pengeluaran bulanan dan menyisihkan minimal 10% dari pemasukan setiap bulan sebagai tabungan adalah hal yang penting,” jelas Susana.
Susana juga mengingatkan UMKM untuk bijak dalam bertindak. “Cicilan utang idealnya tidak melebihi 30% hingga 35% dari pendapatan bulanan. Pastikan untuk mempertimbangkan kembali kebutuhan pertanian, kemampuan membayar, dan jenis utang yang akan diambil,” tegasnya.
Untuk mengoptimalkan permodalan, Susana merekomendasikan agar UMKM memahami kebutuhan modal mereka, mencari alternatif pembiayaan, serta merencanakan keuangan dengan baik. “Investasi dalam sumber daya manusia (SDM), penggunaan teknologi, risiko manajemen yang cermat, dan evaluasi serta penyesuaian usaha sangat penting untuk keberhasilan UMKM,” tutup Susana.
BPRNews.id - Pemerintah Kabupaten Lebak telah memindahkan Rekening Umum Kas Daerah (RKUD) Kabupaten Lebak dari Bank Jabar Banten (BJB) ke Bank Banten. Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lebak, Doddy Irawan,mengatakan pengelolaan retribusi dari beberapa perangkat daerah masih menggunakan rekening yang terdahulu yaitu Bank Jabar ( BJB).
"Untuk memastikan pelayanan penerimaan pendapatan asli daerah dari pajak dan retribusi, Bapenda dan beberapa perangkat daerah pengelola retribusi masih menggunakan rekening yang sudah dikerja samakan oleh BJB. Sesuai kerja sama yang dibangun kembali dengan bjb, pengistilahnya diubah menjadi rekening atas bank persepsi penerimaan pendapatan daerah," kata Kepala Bapenda Lebak, Doddy Irawan, Kamis (30/7/2024).
Doddy menambahkan, perubahan tersebut tidak akan menggangu pelayanan masyarakat atau pengelola retribusi yang akan menyetor untuk pendapatan daerah “Wajib pajak masih bisa menggunakan akses apapun karena sistem dan polanya masih dengan bjb. Adapun transfer dari bank persepsi sudah diatur dan disepakati mengikuti kebijakan perbankan dan pedoman pelaksanaan penerimaan pendapatan daerah," ujar Doddy.
Selain itu, Pengalihan rekening layanan penerimaan pendapatan daerah akan dilakukan setelah Bank Banten dipastikan siap dalam menyiapkan perangkat dan fasilitas agar pelayanan pajak dan retribusi tidak tetap berjalan seperti sebelumnya.
"Kembali kepada pelayanan masyarakat kondisi tersebut harus kami pastikan bisa bertransisi dengan baik. Jadi kami memandang masih perlu tidak mengubah kebijakan yang sudah terbangun dengan Bank bjb," terang Doddy. Dikatakan,Doddy,tidak ada target kepada Bank Banten kapan proses transisi pelayanan tersebut bisa mulai dilaksanakan.
"Tidak ada kalau terkait target waktu, tapi kami menyampaikan secara spesifik soal bagaimana sistem, fasilitas maupun perangkat yang dibutuhkan. Contoh sistem ISO yang sudah terbangun untuk menjaga data dan alur pembayaran berjalan baik, aman dan lancar," tuturnya. "Itu tinggal nanti Bank Banten secepat apa menyesuaikan dan beradaptasi dari kondisi yang sudah berjalan dengan bjb,"tambah Doddy.
Pihak Pemerintah Kabupaten Lebak bersama Bank bjb dan Bank Banten sudah membahas terkait dengan masalah-masalah yang mungkin akan terjadi saat proses transisi pelayanan tersebut. "Yang kami harus antisipasi dan diminimalisir agar tidak ada permasalahan dalam prosesnya nanti," pungkasnya.
Diketahui, sebelumnya pengelolaan RKUD sudah berpindah ke bank yang di resmikan pada 29 Juli 2016,namun khusus untuk penerimaan pendapatan daerah masih menggunakan rekening BJB.
BPRNews.id - Iwan Soeroto, Direktur Utama Bank DP Taspen, terlihat serius saat memimpin rapat di kantornya. Walaupun dikenal dengan sikap tegasnya, pria berusia 58 tahun ini sering melontarkan gurauan yang seketika mencairkan suasana rapat.
Lahir di Jakarta pada 3 Mei 1966, Iwan Soeroto memiliki latar belakang pendidikan yang solid. Ia menyelesaikan studi Sarjana Manajemen Informatika pada tahun 1996 dan memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Dr Soetomo Surabaya pada tahun 2014. Dengan dasar keilmuan di bidang komputer dan jaringan, Iwan memulai karirnya pada tahun 1987 di PT Taspen (Persero). Karirnya dimulai sebagai programmer di biro pengelolaan data elektronik kantor pusat, kemudian ia diangkat sebagai Manager Pengembangan SDM. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Kepala Cabang Utama di PT Taspen (Persero) Semarang dan terakhir sebagai Kepala Divisi Corporate Secretary PT Taspen (Persero) pada tahun 2014. Pada tahun 2016, Iwan dipercaya menjadi Komisaris di Bank Kesejahteraan. Pada tahun 2017, ia bergabung dengan Bank Mandiri Taspen sebagai Direktur IT dan Network hingga Juli 2023, sebelum akhirnya diangkat sebagai Direktur Utama Bank DP Taspen pada Oktober 2023.
Dalam menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk periode tahun 2024, Iwan menilai bahwa Bank DP Taspen memerlukan peningkatan, terutama dalam hal tata kelola. Bersama dua pimpinan lainnya, Iwan merancang lima program strategis untuk mencapai target tahun ini.
Program strategis pertama adalah melakukan merger PT BPR DP Taspen Jawa Tengah sesuai dengan amanah POJK No. 7 Tahun 2024. Kedua, melakukan transformasi digital untuk meningkatkan pelayanan dengan pengembangan berbagai fitur seperti Digital Core, Star Branch (Sistem Transaksi Cabang), Mobile Banking, dan ATM.
Ketiga, melakukan ekspansi bisnis melalui kerjasama dengan perusahaan induk PT Taspen (Persero) serta mitra bisnis lainnya, termasuk pembukaan layanan di Kantor Cabang Taspen Selindo, pembangunan agen sales, pembukaan kantor cabang baru, serta pembuatan produk tabungan, deposito, dan kredit yang menarik.
Keempat, melakukan peningkatan tata kelola dengan perubahan visi dan misi BPR, restrukturisasi organisasi, peninjauan ketentuan internal, pembentukan komite, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta pembaruan Standar Operasional Prosedur (SOP). "Selain itu yang terakhir kami juga membangun corporate branding agar dikenal masyarakat luas dengan melakukan perubahan logo dan nama BPR, merubah tampak depan gedung kantor, standarisasi Banking Hall, membuat corporate identity serta membuat tagline 'Mudah dan Nyaman bersama Bank DP Taspen'," jelas Iwan dalam perbincangan dengan Jawapos.com, belum lama ini.
Menurut Iwan, saat ini kinerja Bank DP Taspen menunjukkan pertumbuhan yang cemerlang. Secara aset, bank ini memiliki total aset di atas Rp500 miliar. NPL (non-performing loan) Bank DP Taspen juga terbilang rendah, yakni 0,01%. “Secara kinerja keuangan, Bank DP Taspen tergolong baik dan memiliki Tingkat Kesehatan Bank berpredikat Sehat,” terangnya.
Dengan strategi yang telah diterapkan, Iwan berharap Bank DP Taspen dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan dengan menargetkan pendapatan laba bersih sebesar Rp28 miliar year on year (YoY) atau tumbuh sekitar 18,4% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, untuk penyaluran lending, Bank DP Taspen menargetkan pertumbuhan sebesar 27% atau mencapai Rp635 miliar dan target funding sebesar 62% atau mencapai Rp679 miliar.
"Meskipun (target) tersebut cukup tinggi, kami optimis dapat mencapai target untuk tahun 2024 ini," pungkasnya.
BPRNews.id - Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar, mengungkapkan bahwa keterlibatan pemerintah daerah (pemda) kabupaten/kota di wilayah Banten telah mendorong Bank Banten untuk mengelola anggaran sebesar Rp20 triliun. Dalam pernyataannya di Serang, Banten, pada Selasa, Al Muktabar menjelaskan bahwa saat ini terdapat empat pemda yang telah berkomitmen menempatkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) mereka di Bank Banten. "Ada sekitar Rp20 triliun anggaran yang dikelola oleh Bank Banten dari empat pemda itu, dan ke depan ada empat pemda lagi yang menempatkan RKUD-nya di Bank Banten," ujarnya.
Menurut perkiraannya, dengan tambahan dari empat pemda lagi, total anggaran yang dikelola Bank Banten bisa mencapai sekitar Rp50 triliun. Al Muktabar juga menyebut bahwa kondisi Bank Banten telah mengalami peningkatan yang signifikan. Setelah berdiri pada 29 Juli 2016, Bank Banten berhasil mencetak laba sebesar Rp26,59 miliar untuk pertama kalinya pada usia delapan tahun. Ia berharap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini dapat menjadi instrumen penting dalam mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebelumnya, perayaan HUT ke-8 Bank Banten dilaksanakan di Kantor Pusat Bank Banten, Gedung Iconik, Kota Tangerang, pada Senin (29/7). Tema yang diusung untuk perayaan ini adalah "Bank Banten Sehat, Kuat, dan Bermartabat." Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Busthami, menjelaskan bahwa tema tersebut mencerminkan upaya Bank Banten dalam terus memperbaiki tata kelola, struktur bisnis, peningkatan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), serta menjalankan kegiatan bisnis dan operasional dengan penuh kehati-hatian.
"Semua ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan pasar dan seluruh pemangku kepentingan. Hingga akhirnya, Bank Banten mampu berdiri tegak dengan penuh percaya diri, menawarkan produk dan layanan perbankan yang unggul kepada seluruh masyarakat," kata Muhammad Busthami. Ia menambahkan, "Sudah waktunya Bank Banten menjadi Bank Jawara dan Bank Kebanggaan seluruh masyarakat."