Standard Post with Image
REGULATOR

OJK: Pertumbuhan Piutang Pembiayaan Diproyeksikan 11-13% di Maret 2024

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan piutang pembiayaan mencapai 11-13 persen pada bulan Maret 2024, didorong oleh momentum menjelang Idul Fitri. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menyatakan proyeksi ini di Jakarta pada Jumat.

"Pertumbuhan piutang pembiayaan diproyeksikan berada pada kisaran 11 persen sampai dengan 13 persen year on year pada bulan Maret 2024," ujar Agusman.

Agusman menjelaskan bahwa peningkatan ini dipengaruhi oleh tren penyaluran pembiayaan yang meningkat menjelang Idul Fitri, terutama untuk pembiayaan multiguna pada kendaraan bermotor.

Tren ini teramati secara historis dalam lima tahun terakhir, di mana terjadi peningkatan penyaluran pembiayaan satu bulan sebelum Idul Fitri, khususnya pada bulan Ramadhan, terutama untuk kendaraan bermotor. Hal ini karena permintaan masyarakat meningkat untuk keperluan mudik atau bepergian selama libur lebaran.

Di samping itu, proyeksi OJK juga mencakup peningkatan penyaluran pembiayaan di sektor "Buy Now Pay Later" seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan dan lebaran, seperti pembelian barang-barang persiapan puasa dan lebaran serta pembelian tiket transportasi untuk mudik.

Untuk menyambut permintaan ini, perusahaan pembiayaan telah mengeluarkan penawaran-penawaran khusus seperti nominal down payment yang lebih rendah, bonus pembayaran satu angsuran, dan suku bunga yang lebih rendah.

Agusman menegaskan pentingnya bagi perusahaan pembiayaan untuk tetap memprioritaskan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan agar pertumbuhan piutang tidak diikuti dengan kenaikan risiko kredit.

OJK mencatat bahwa outstanding piutang pembiayaan tumbuh 16,35 persen year on year pada Maret 2023 menjadi sebesar Rp435,53 triliun, didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi masing-masing tumbuh sebesar 34,25 persen dan 19,14 persen.

Standard Post with Image
REGULATOR

OJK: Kebijakan Suku Bunga Tinggi dan Faktor Global Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa kebijakan suku bunga tinggi yang kemungkinan akan dipertahankan dalam jangka pendek telah mempengaruhi peningkatan biaya dana atau cost of fund (COF) serta terbatasnya pasokan permintaan kredit. Selain itu, investasi dari luar negeri juga belum sesuai dengan harapan, yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 kembali terhambat.

"Dunia usaha sudah mulai bergerak, dengan pertumbuhan kredit di bulan Januari mencapai 11%. Seharusnya kita bisa berlari lebih cepat untuk menyelesaikan segala hal yang menjadi target kita di akhir tahun 2024," kata Direktur Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK, Wahyu Budi Satriyo, dalam detikcom Leaders Forum, Kamis (14/3/2024).

Wahyu juga menekankan pentingnya memperhatikan situasi perekonomian global dan kondisi geopolitik, termasuk perkembangan di Tiongkok dan faktor-faktor geopolitik lainnya yang belum mereda.

"Konstelasi dari ketidakpastian kebijakan pemerintahan yang baru di masing-masing negara menjadi pertanyaan besar. Dampaknya terhadap kinerja industri jasa keuangan perlu dicermati ke depan," jelas Wahyu.

Wahyu juga menyoroti bahwa sebanyak 50% penduduk dunia akan berpartisipasi dalam pemilihan umum di negaranya masing-masing tahun 2024. Hal ini menimbulkan ketidakpastian terkait kebijakan pemerintah baru di berbagai negara.

Meskipun demikian, Wahyu optimis bahwa dunia usaha telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan pertumbuhan kredit yang signifikan. Oleh karena itu, langkah "wait and see" tidak lagi diperlukan, dan seharusnya pihak terkait dapat bersiap untuk mengatasi tantangan dan mencapai target ekonomi di tahun 2024.

Standard Post with Image
REGULATOR

OJK Gelar Kampanye Nasional GERAK Syariah 2024 di Bulan Ramadhan

BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Program Gebyar Ramadhan Keuangan (GERAK) Syariah 2024, mengadakan kampanye nasional keuangan syariah selama Bulan Ramadhan. Ini dilakukan untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak guna mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah, memanfaatkan momentum Ramadhan 2024 atau 1445 Hijriah.

Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, menyampaikan hal ini dalam pembukaan GERAK Syariah secara virtual pada Rabu, 13 Maret 2024, yang dihadiri oleh 3.000 peserta online dari seluruh Indonesia.

"OJK akan terus berkolaborasi dalam meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah, sehingga perlu upaya bersama untuk memperbaikinya," ujar Friderica.

Friderica juga menyampaikan apresiasi atas upaya para pemangku kepentingan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di bulan Ramadhan. Untuk melakukan kampanye keuangan syariah secara massif dan merata, OJK menyelenggarakan GERAK Syariah serentak di 35 kantor OJK di daerah, berkolaborasi dengan PUJKS dan pemangku kepentingan di wilayah kerjanya, termasuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).

GERAK Syariah 2024 akan berlangsung hingga 10 April 2024 dengan dua rangkaian kegiatan utama, yaitu KOLAK (Kajian dan Obrolan Seputar Keuangan Syariah) dan KURMA (Kompetisi Keuangan Syariah di Bulan Ramadan). KOLAK akan diisi dengan kegiatan webinar, podcast, talkshow radio, dan edukasi di media sosial. Sedangkan KURMA terdiri dari berbagai kompetisi dan kuis, seperti Lomba Kultum Keuangan Syariah, Lomba Reels Edukasi Keuangan Syariah, Lomba Hadrah, Lomba Call for Content, dan Kuis Mingguan.

Panitia GERAK Syariah 2024 menyiapkan hadiah dengan total Rp 80 juta, e-certificate, dan berbagai hadiah menarik lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan GERAK Syariah 2024 akan di-update melalui kanal media sosial resmi OJK dan Sikapiuangmu.

Kampanye ini merupakan kolaborasi antara OJK dengan para pemangku kepentingan, termasuk Pelaku Usaha Jasa Keuangan Syariah (PUJKS), Asosiasi Pelaku Jasa Keuangan Syariah, Bank Indonesia (BI), Kementerian Agama Republik Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Tim Percepatan Keuangan Daerah (TPAKD), media massa, influencer, tokoh agama, dan tokoh penggerak keuangan syariah lainnya.

Standard Post with Image
REGULATOR

Pertumbuhan Kredit di Bali Meningkat, OJK Dorong Penguatan Kinerja BPR

BPRNews.id - Pertumbuhan kredit di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan. Data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menunjukkan bahwa pertumbuhan total aset BPR/S secara year on year (yoy) di ketiga provinsi (Bali, NTB, dan NTT) mengalami kenaikan, dengan pertumbuhan BPR/S di Bali mencapai 7,29 persen.

Kristrianti Puji Rahayu, Kepala OJK Provinsi Bali, menjelaskan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit di Bali mencapai 4,88 persen. "Ketahanan permodalan BPR juga masih cukup terjaga, tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di atas threshold. Pada posisi 31 Desember 2023, CAR tercatat 31,96 persen di Bali," ujarnya.

Kristrianti menilai bahwa peningkatan penyaluran kredit di Provinsi Bali sejalan dengan meningkatnya aktivitas pariwisata dan sektor pendukungnya, seperti sektor pertanian. Hal ini memberikan dampak positif pada kinerja BPR/S di Provinsi Bali.

OJK Provinsi Bali, bersama seluruh pemangku kepentingan, terus mendorong penguatan kinerja Bank Perekonomian Rakyat melalui peningkatan kompetensi dalam penyajian laporan keuangan yang akuntabel sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

"Penguatan permodalan pun perlu terus didorong. OJK mewajibkan BPR untuk memenuhi kewajiban modal inti minimum sebesar Rp6 miliar pada akhir tahun 2024. Penguatan permodalan BPR dapat dilakukan melalui penyetoran modal maupun aksi korporasi seperti merger, akuisisi, dan konsolidasi," tambah Kristrianti.

Sebelumnya, OJK juga telah mendorong perbankan di Bali untuk fokus dalam penyaluran pembiayaan atau kredit kepada petani dan peternak sesuai dengan potensi masing-masing daerah di Bali. Bersama Pemprov Bali, OJK menetapkan program kerja tahun 2024, yaitu penyaluran Pembiayaan Sektor Prioritas (K/PSP) pertanian dan peternakan sesuai dengan komoditas unggulan masing-masing daerah.

Melalui K/PSP, diharapkan dapat menjadi program value chain financing untuk sektor pertanian yang berbasis ekosistem serta mengurangi disparitas penyaluran kredit dan pembiayaan pada sektor tertentu, sehingga meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan pada sektor pertanian untuk mendukung komoditas unggulan daerah.

Standard Post with Image
BPR

PT BPR Solok Sakato Pertahankan Kinerja Positif, Laba Bersih Tumbuh 23,64 Persen

BPRNews.id - PT BPR Solok Sakato berhasil menunjukkan kinerja positifnya di tahun buku 2023. Meskipun pertumbuhan asetnya mencapai Rp 36,7 Miliar, laba bersih usahanya meningkat secara signifikan menjadi Rp 830 juta atau tumbuh 23,64 persen secara year on year.

"Alhamdulillah, tahun 2023 kami berhasil mempertahankan tren pertumbuhan usaha yang positif. Seluruh indikator usaha kami tumbuh double digit. Per 31 Desember 2023, total asset kami mencapai Rp 36,6 Miliar, realisasi kredit Rp 28,9 Miliar, dan dana pihak ketiga Rp 25,2 Miliar. Laba bersih usaha kami juga meningkat dari Rp 671 juta di tahun 2022 menjadi Rp 830 juta di tahun 2023," ungkap Direktur Utama PT BPR Solok Sakato, Afdhal Zubir, dalam konferensi pers yang dihadiri oleh Direktur Syamsurizal, kepada Padang Ekspres kemarin.

Afdhal menekankan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras tim dan berjalannya semua rencana kerja yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Pertumbuhan usaha yang konsisten, dari asset hingga kredit dan dana, adalah hasil dari pelaksanaan RBB tersebut.

Pertumbuhan Asset dan Dana

Audit akhir tahun 2023 menunjukkan bahwa total asset PT BPR Solok Sakato mencapai Rp 36,7 miliar, tumbuh 9,98 persen secara year on year, sesuai dengan target RBB tahun 2023. Pertumbuhan asset ini didorong oleh peningkatan kualitas aktiva produktif dan besarnya dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun.

Total Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun selama tahun 2023 mencapai Rp 25,1 Miliar atau tumbuh 11,60 persen secara year on year. Baik dana tabungan maupun deposito, keduanya mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Kredit dan Pendapatan

Trend positif di bidang treasury didukung oleh pertumbuhan kredit. Realisasi kredit hingga akhir tahun 2023 mencapai Rp 28,9 Miliar, tumbuh 4,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Bertumbuhnya kredit juga berdampak pada peningkatan pendapatan. Pendapatan bunga kontraktual selama tahun 2023 tumbuh 20,78 persen secara year on year, mencapai Rp 4,8 Miliar. Total pendapatan operasional (PO) yang berhasil dibukukan selama tahun 2023 mencapai Rp 5,1 Miliar, tumbuh 19,02 persen secara year on year.

Peningkatan Kualitas Aktiva Produktif

Trend positif usaha ini juga didukung oleh peningkatan Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Kualitas kredit yang terjaga ditunjukkan oleh rasio Non Performace Loan sebesar 3,48 persen. Selain itu, rasio biaya operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) yang terpantau sangat bagus, sebesar 81,16 persen.

"Aset yang bertambah, kredit yang bertumbuh, pendapatan operasional yang meningkat, dan biaya operasional yang terkendali memberikan dampak positif pada kinerja laba. Laba bersih usaha per 31 Desember 2023 mencapai Rp 829 juta atau tumbuh 23,64 persen secara year on year, sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RBB," tambah Afdhal.

PT BPR Solok Sakato terus menunjukkan performa yang sangat baik, sehingga meraih Golden Award Info Bank sebagai apresiasi atas kinerja terbaik selama lima tahun berturut-turut oleh majalah Infobank.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder atas dukungan mereka. Kami berharap PT BPR Solok Sakato dapat terus meningkatkan kinerjanya di tahun 2024," tegas Afdhal.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News