Standard Post with Image
bank umum

Laju Pembiayaan dan Simpanan Bank Syariah Salip Bank Konvensional

BPRNews.id  -Pada Agustus 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pembiayaan perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 11,65% secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dari Rp555,61 triliun pada Agustus 2023 menjadi Rp620,33 triliun. Pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kredit yang disalurkan oleh bank umum konvensional, yang tumbuh 11,40% pada periode yang sama dengan total kredit Rp7.507,7 triliun.

Aset perbankan syariah juga mencatat peningkatan, mencapai Rp902,39 triliun per Agustus 2024, naik 10,37% dari Rp817,64 triliun pada tahun sebelumnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan syariah tumbuh sebesar 11,43%, dengan total DPK mencapai Rp705,19 triliun dibandingkan Rp632,87 triliun pada Agustus 2023. Meskipun tingkat pertumbuhannya lebih tinggi daripada bank konvensional yang mencatat pertumbuhan DPK 7,01%, nilai total DPK di bank umum konvensional masih jauh lebih besar, yaitu Rp8.650 triliun.

Dari segi rasio keuangan, rasio pembiayaan terhadap pendanaan {Financing to Deposit Ratio/FDR) perbankan syariah tercatat sebesar 87,33%, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar 87,18%. Capital Adequacy Ratio (CAR) bank umum syariah juga mengalami kenaikan, mencapai 25,80% per Agustus 2024, naik dari 25,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk profitabilitas, return on assets (ROA) perbankan syariah tercatat sebesar 1,93%, sedikit menurun dari 1,98% pada Agustus 2023. Rasio non-performing financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,14%, sedangkan NPF nett berada di level 0,79%, menunjukkan kualitas pembiayaan yang cukup baik.

Dari aspek likuiditas, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) mencapai 127,45% per Agustus 2024, dan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) berada di angka 27,02%, mencerminkan kondisi likuiditas yang sehat di perbankan syariah.

Standard Post with Image
bank umum

Tren Deflasi Beruntun Sebabkan Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk

BPRNews.id  - Kredit menganggur (Undisbursed Loan) terus meningkat di beberapa bank Indonesia sepanjang tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa para pengusaha menunda penarikan fasilitas kredit yang sudah disetujui oleh bank. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juli 2024, Undisbursed Loan Bank Umum naik sebesar 6,89% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 2.158,25 triliun, dari Rp 2.019,16 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, secara bulanan (month-to-month/mtm), kenaikan mencapai 0,28% dibandingkan dengan Juni 2024.

Pengamat perbankan Arianto Muditomo berpendapat bahwa peningkatan kredit menganggur ini mungkin terkait dengan melemahnya daya beli dan tren deflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. "Ketika daya beli masyarakat menurun, permintaan kredit untuk investasi dan konsumsi cenderung menurun. Akibatnya, kredit yang sudah disetujui oleh bank tidak segera disalurkan," jelasnya. Indonesia sendiri mencatat deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024, yang menjadi pertama kalinya sejak 1999.

Data OJK menunjukkan bahwa pertumbuhan Undisbursed Loan terutama berasal dari bank KBMI 1, 3, dan 4, sementara bank KBMI 2 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,20% yoy menjadi Rp 381,88 triliun. Untuk Bank Persero (BUMN), Undisbursed Loan justru menurun 1,47% secara tahunan menjadi Rp 408,14 triliun, meskipun ada kenaikan bulanan sebesar 1,63% dibandingkan Juni 2024.

Sektor perbankan swasta nasional mencatat kenaikan kredit menganggur sebesar 13,97% yoy menjadi Rp 1.442,36 triliun pada Juli 2024. Menurut Didiet, sapaan akrab Arianto, meskipun ada pertumbuhan kredit, nasabah masih ragu untuk memanfaatkan pinjaman mereka secara maksimal karena ketidakpastian ekonomi. "Ini menunjukkan kepercayaan dalam mendapatkan kredit masih ada, tetapi ada hambatan dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan kredit tersebut," tambahnya.

Sektor-sektor yang paling banyak menunda penggunaan kredit ini biasanya terkait dengan investasi dan proyek infrastruktur, seperti konstruksi, manufaktur, dan properti. Selain itu, sektor komoditas dan perdagangan juga mengalami penundaan dalam penggunaan fasilitas kredit.

Ke depan, tren Undisbursed Loan diperkirakan akan tetap tinggi jika ketidakpastian ekonomi, baik domestik maupun global, masih berlangsung. Namun, jika daya beli meningkat dan inflasi stabil, Didiet memprediksi sebagian kredit yang menganggur dapat direalisasikan, terutama dari sektor-sektor yang sedang menunggu pemulihan ekonomi.

Standard Post with Image
BPR

Komisi III DPRD Sukabumi Dorong Peningkatan PAD dalam Rakor Bersama Perumdam TJM dan BPR

bprnews.id - Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kantor Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jaya Mandiri (Perumdam TJM), Kecamatan Cibadak, pada Kamis (3/10/2024).

Rakor tersebut dihadiri oleh jajaran anggota Komisi III DPRD, Direksi Perumdam TJM, dan Direksi Perusahaan Umum Daerah Bank Perkreditan Rakyat (Perumda BPR) Kabupaten Sukabumi. Ketua Komisi III DPRD, Hera Iskandar, menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari rapat yang telah dilakukan sebelumnya di DPRD.

Hera menjelaskan bahwa Komisi III, yang kini memiliki anggota baru, sedang memperdalam pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta kinerja mitra kerja mereka, termasuk profil perusahaan, modal, jalur distribusi, serta kontribusi kedua BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Alhamdulillah, hari ini kami berdiskusi dengan Perumdam TJM dan BPR. Kami hanya menggali profil, modal, jalur distribusi, dan kontribusi mereka terhadap PAD,” ujarnya.

Hera menegaskan pentingnya meningkatkan PAD dan mencari solusi atas berbagai hambatan yang dihadapi. “Target PAD sudah kami identifikasi kendalanya, dan solusinya telah dirumuskan. Namun, kami belum bisa membahas angka konkret karena masih dalam tahap penyusunan,” tambahnya.

Ia menilai bahwa kondisi kedua BUMD tersebut sehat dan stabil, namun potensi pengembangan di Kabupaten Sukabumi masih besar. “Kami berdiskusi untuk menemukan solusi-solusi, karena kami punya wewenang dalam membuat peraturan yang bisa menjadi landasan mereka untuk beroperasi dengan lebih baik,” ungkap Hera.

Hera juga menyoroti persaingan yang dihadapi Perumda BPR dengan bank konvensional, menekankan bahwa BPR harus fokus pada positioning yang tepat agar tidak kalah saing, terutama terkait suku bunga. “Yang perlu ditonjolkan adalah pelayanan, kecepatan, kemudahan, serta target masyarakat yang memiliki penghasilan tetap, seperti buruh pabrik. Akan lebih baik jika mereka memilih BPR daripada bank konvensional dengan suku bunga yang lebih tinggi,” jelasnya.

Selain itu, Hera mendorong Perumdam TJM untuk memperluas layanannya ke sektor komersial, bukan hanya melayani masyarakat umum. “Perumdam TJM perlu menjangkau wilayah komersial, tidak hanya masyarakat,” tutup Hera.

Standard Post with Image
BPR

Perintis BPR di NTB, H. Ayip Rosidi Berpulang

bprnews.id - H. Ayip Rosidi, sosok perintis Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia pada Kamis (3/10) pukul 13.10 WITA di Rumah Sakit Kota Mataram.

Ayip, yang wafat pada usia 75 tahun, meninggalkan dua anak, dokter Yuli Ardani dan Arpan Ampenani. Rencananya, jenazah beliau akan dimakamkan pada Jumat (4/10) di Pemakaman Lingkungan Batu Raja, Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Sejumlah tokoh terkemuka seperti mantan Bupati Lombok Timur Ali BD, mantan anggota DPR RI Mudahan Hazdi, mantan Kadisnaker Lotim H. Ahmad Kamarudin, mantan anggota DPRD Lotim M. Isroi, serta sejumlah komisaris dan sahabat, hadir di rumah duka di Kebon Roek, Ampenan. “Jenazah akan disalatkan usai salat Jumat di Masjid Haqqul Yaqin, Lingkungan Batu Raja Kota Mataram, sebelum dimakamkan,” ujar H. Ahmad Kamaruddin.

Sebelum berpulang, Ayip sempat dilarikan ke Rumah Sakit Kota Mataram pada hari Minggu karena komplikasi diabetes. Setelah mendapatkan perawatan selama lima hari, ia menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (3/10).

Ayip Rosidi mendirikan Yayasan Swadaya Membangun (YSM) pada 23 Mei 1983, sebuah yayasan yang berfokus pada kegiatan sosial kemanusiaan dan membantu masyarakat miskin di Lombok. Yayasan ini aktif dalam menyalurkan bantuan bahan pangan melalui program padat karya.

Pada tahun 1988, bersama H. Moch. Ali Bin Dahlan, Ayip mendirikan BPR Segara Anak Kencana, diikuti oleh BPR Samawa Kencana dan BPR Bima Abdi Swadaya. Ketiga BPR ini berkembang pesat hingga membuka banyak cabang di Lombok dan Sumbawa.

Selain memimpin Yayasan Swadaya Membangun, Ayip juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Gunung Rinjani (UGR) di Gapuk, Lombok Timur, serta Direktur PT Genta Gumi Selapawis. Dalam bidang keagamaan, ia dikenal sebagai pembina pengajian Jumat di yayasan tersebut.

M. Isroi mengenang Ayip sebagai sosok yang gigih dan cermat dalam membangun usaha. "Di dunia LSM, beliau dikenal atas perjuangannya untuk masyarakat pedesaan yang kurang mampu," kata Isroi.

H. Ahmad Kamaruddin menambahkan bahwa Ayip dikenal sebagai perekat dalam persahabatan dan selalu menjaga hubungan silaturahmi. "Teman-temannya, baik yang masih atau sudah tidak terlibat dalam usahanya, tetap menjalin hubungan yang harmonis. Beliau selalu menjaga hubungan baik dengan semua orang," ujarnya.

Standard Post with Image
bank umum

UUS Bank Nagari raih "The Best Performance Sharia Banking Bussiness Unit"

BPRNews.id  - Bank Nagari melalui Unit Usaha Syariah (UUS) kembali menambah koleksi penghargaan di tahun 2024. Kali ini, mereka berhasil meraih penghargaan sebagai The Best Performance Sharia Banking Business Unit dalam ajang Infobank Sharia Award 2024 yang diselenggarakan oleh Majalah Infobank. Acara tersebut berlangsung di Shangri-La Hotel, Jakarta, pada Kamis, 3 Oktober 2024. 

Penghargaan bergengsi ini diterima langsung oleh Direktur Utama sekaligus Pejabat Sementara Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari, Gusti Candra. Dalam sambutannya, Gusti menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Majalah Infobank atas pengakuan yang diberikan kepada UUS Bank Nagari. "Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kami, terutama Pemprov Sumbar, Pemerintah Kabupaten dan Kota," ujar Gusti. 

UUS Bank Nagari juga mendapatkan predikat sebagai Best of the Best di antara seluruh Unit Usaha Syariah se-Indonesia. Gusti menambahkan, penghargaan ini adalah bukti dari komitmen Bank Nagari dalam terus mengembangkan dan memajukan ekosistem perbankan syariah di Sumatra Barat. "Seluruh jajaran direksi dan karyawan kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan syariah kepada masyarakat," jelasnya.

Penghargaan Infobank Sharia Award 2024 sendiri diberikan kepada 129 institusi keuangan syariah terbaik, yang dinilai berdasarkan performa keuangan mereka pada tahun 2022-2023. Institusi-institusi tersebut dikelompokkan dalam enam kategori, termasuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) bank umum, BPR Syariah, asuransi jiwa syariah, asuransi umum syariah, dan perusahaan penjaminan syariah. Pemeringkatan dilakukan berdasarkan analisis oleh Biro Riset Infobank yang menggunakan berbagai indikator keuangan, seperti rasio pertumbuhan, likuiditas, dan efisiensi.

Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group, menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada institusi-institusi yang telah menunjukkan kinerja luar biasa sepanjang tahun 2023. Sebelum acara penghargaan, acara ini dibuka dengan sambutan dari Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, yang mengangkat tema "Masa Depan BUMN dan Keuangan Syariah di Era Pemerintahan Baru." Selain itu, diskusi panel yang menghadirkan tokoh-tokoh seperti Slamet Edy Purnomo dari BPK, Muhammad Yusuf Ateh dari BPKP, Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dan Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga turut meramaikan acara.

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News