BPRNews.id - Bank Jateng telah merancang empat pilar untuk mendukung perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.
Pilar pertama adalah menyediakan akses permodalan yang mudah dan murah. Pelaku UMKM dapat mengajukan kredit melalui website Bank Jateng, yang didukung oleh 185 cabang dan 124 Unit Layanan Mikro (ULM). “ULM di Bank Jateng telah menyalurkan Rp 7 triliun permodalan dengan Non Performing Loan (NPL) sebesar 1%,” ungkap Plt. Direktur Utama Bank Jateng, Irianto Harko Saputro, dalam acara Road to CNBC Indonesia Awards 2024.
Pilar kedua fokus pada kredit murah bagi pengusaha UMKM. Bank Jateng menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar untuk BPD di Jateng, dengan target penyaluran tahun ini mencapai Rp 6 triliun. Hingga Juli, sudah tersalur Rp 3,8 triliun. “Penyaluran kredit outstanding ada Rp 7,8 M untuk bulan September-Agustus ini, sehingga di posisi Desember bisa mencapai angka Rp6 triliun,” tambah Irianto.
Salah satu program unggulan adalah produk kredit untuk pelaku usaha muda milenial, dengan plafon hingga Rp 25 juta, bunga 7%, dan cashback 5%. Total penyaluran untuk program ini mencapai Rp 4,1 miliar. Ada juga program kredit lapak dengan suku bunga 2% untuk ibu-ibu di pasar, dengan plafon pinjaman antara Rp 1 juta hingga Rp 10 juta per orang. Total outstanding untuk program ini adalah Rp 3,8 miliar, dan NPL-nya masih di bawah 1%.
Pilar ketiga adalah pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di UMKM melalui pelatihan dan bazaar pemasaran.
Pilar keempat mendorong UMKM untuk go digital dengan bekerja sama dengan berbagai marketplace dan memudahkan transaksi digital. Salah satu inovasi Bank Jateng adalah aplikasi Blangkon, yang menjadi marketplace untuk UMKM di Jateng.
BPRNews.id - UMKM merupakan tulang punggung perekonomian, dan PT Timah berkomitmen untuk mendukung mereka, khususnya mitra binaan di daerah operasional. Kali ini, PT Timah bekerja sama dengan Rumah BUMN Bangka Belitung dan BUMN lainnya seperti Telkom, Pos Indonesia, dan Bank BNI mengadakan acara bertajuk "Empowering Local Brand: Meningkatkan Daya Saing UMKM Berbasis Sustainability dan Go Global" di Graha Timah Pangkalpinang.
Sekitar 100 UMKM berpartisipasi dalam pelatihan yang diisi oleh berbagai narasumber. Di antaranya adalah Vivi Widyana, Founder Billiton Spice, Muhammad Hatta, Founder Rumah Budaya Kabong, Agus Pinandoyo, Executive General Manager KCU Palembang PT Pos Indonesia, dan Agung Hermawan, Pejabat Fungsional Bea Cukai Pangkalpinang. I Gede Arimbawa Yasa, Direktur Eksekutif Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN, membuka workshop dan mengajak pelaku UMKM di Kepulauan Bangka Belitung untuk memanfaatkan workshop ini dan aplikasi Naksir untuk mendata UMKM.
“Manfaatkan kesempatan ini untuk belajar, Kementerian BUMN sudah punya aplikasi Naksir yang nantinya bisa membantu untuk mendata UMKM berada dilevel apa sehingga nantinya bisa dibantu untuk pengembangannya,” ucapnya. Ia menekankan bahwa UMKM adalah penggerak ekonomi nasional, sehingga pengembangan mereka penting bagi semua pihak.
Muslim L Hakim, perwakilan dari Dinas Koperasi dan UMKM Babel, mengapresiasi pelatihan ini. Ia mencatat bahwa saat ini ekonomi Babel sedang lesu, tetapi UMKM masih aktif berkontribusi. “Kita tahu Babel secara umum sedang kurang baik-baik saja, sudah mengalami deflasi karena permintaan yang berkurang dan daya beli berkurang. Alhamdulillah UMKM tetap menggeliat dan mendukung perekonomian Babel serta memberikan kontribusi positif bagi Babel” ucapnya.
Meskipun tantangan bagi UMKM Babel untuk menembus pasar global masih ada, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan edukasi yang diperlukan. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan saat diskusi. Suryani, salah satu pelaku UMKM dari Pangkalpinang, mengatakan, “Ada banyak wawasan baru yang saya dapatkan dari workshop hari ini, terutama menjadi bekal kami dalam mengembangkan produk agar bisa diterima di pasar ekspor. Saya jadi berpikir untuk mengurus berbagai perizinan dan meningkatkan kualitas produk.”
CEO Rumah BUMN Bangka Belitung, Rudy Darwin, menyatakan bahwa Rumah BUMN berkomitmen membantu memasarkan dan memberikan pelatihan bagi UMKM. “Harapan kami para UMKM di Babel dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar, kami menghadirkan berbagai narasumber baik dari pelaku UMKM, PT Pos, dan Bea Cukai. Cari tahu tips dan trik agar bisa go global produknya,” pesannya.
Vivi Widyana menjelaskan pentingnya memiliki nilai jual untuk produk agar bisa bersaing di pasar global. “Tantangan untuk bisa go global itu kita harus tahu dulu keunikan produk agar bisa menjadi nilai jual, terus nilai dari produk kita sendiri, menentukan target pasar sehingga kita bisa beradaptasi, mengejar sertifikasi dan rajin ikut expo. Tapi yang paling penting tidak mudah patah semangat,” tambahnya.
bprnews.id - PT BPR BKK Jawa Tengah (Perseroda) bekerja sama dengan SMKN 1 Sukoharjo di Kabupaten Wonosobo dalam rangka meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar.
Melalui program "Ayo Gemar Menabung", diharapkan para siswa dapat memahami pentingnya pengelolaan keuangan sejak usia muda sebagai bekal menghadapi masa depan yang lebih baik.
Dalam acara bertema "Literasi dan Inklusi Keuangan" yang diadakan di SMKN 1 Sukoharjo, Direktur Utama PT BPR BKK Jateng, Koesnanto, menyampaikan bahwa gerakan ini bertujuan menciptakan generasi muda yang cerdas dalam mengelola uang.
"Salah satu program andalan kami adalah gerakan Ayo Nabung di BKK, yang mengajarkan nilai-nilai hidup hemat dan disiplin dalam pengelolaan finansial. Program ini juga membantu siswa memiliki satu buku tabungan atau rekening, di mana orang tua dan pihak sekolah bisa memantau penggunaan uang saku mereka," ujar Koesnanto, Selasa (8/10/2024).
Koesnanto menambahkan bahwa gerakan ini tidak hanya bertujuan untuk membiasakan siswa hidup hemat, tetapi juga untuk mempersiapkan mereka dalam merencanakan masa depan yang lebih baik. Selain itu, pihak BPR BKK juga mengedukasi siswa mengenai risiko judi online dan pinjaman online ilegal (pinjol), yang belakangan menjadi ancaman serius bagi generasi muda.
"BPR BKK akan terus melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah di Jawa Tengah dan menerima siswa magang. Melalui program magang, siswa tidak hanya belajar tentang dunia keuangan, tetapi juga memiliki peluang untuk direkrut sebagai pegawai BPR BKK Jateng," ungkapnya.
Imam Tejo Marwoto, Kepala SMKN 1 Sukoharjo, menyambut baik program ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini selaras dengan imbauan Gubernur Jawa Tengah yang mendorong siswa untuk rajin menabung. Imam juga menegaskan bahwa kegiatan ini difokuskan untuk siswa kelas 10 dengan harapan mereka dapat menyebarkan pengetahuan yang didapat kepada kakak kelasnya.
"Ada 346 siswa kelas 10 yang terlibat dalam program ini. Kami berharap mereka bisa membagikan manfaat program ini kepada teman-teman mereka," jelas Imam.
Ia juga menekankan pentingnya literasi keuangan bagi siswa, terutama bagi siswa SMK yang harus memiliki kemampuan dalam mengelola keuangan, baik untuk kebutuhan pribadi maupun ketika mereka memasuki dunia kerja atau menjadi wirausahawan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, yang hadir dalam acara tersebut, menambahkan bahwa pendidikan keuangan sejak dini sangatlah penting. Ia mengingatkan generasi muda untuk berhati-hati terhadap jebakan judi online atau pinjaman online ilegal.
"Generasi muda harus bijak dalam mengelola keuangan, karena mereka adalah calon pemimpin masa depan. Penting bagi kita untuk mempersiapkan mental dan kemampuan mereka dalam mengelola uang," tutur Andang.
Ia juga menekankan bahwa tanggung jawab untuk memberikan literasi keuangan tidak hanya berada di tangan sekolah, tetapi juga di sektor perbankan. Jika bank tidak menjalankan program literasi keuangan, mereka bisa mendapat teguran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Semua bank, termasuk BPR BKK, memiliki kewajiban untuk menjalankan program literasi keuangan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat," tutupnya.
Program literasi keuangan ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menyiapkan generasi muda agar lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Korwil IX Jateng, Nikmah Nurbaity, juga berharap bahwa melalui literasi dan inklusi keuangan, siswa SMK akan mampu mencari penghasilan setelah lulus dan mengelolanya dengan bijak. Mereka harus memiliki perencanaan masa depan yang jelas.
Kegiatan road show "Ayo Menabung" di kalangan pelajar ini sebelumnya telah dilakukan di beberapa sekolah di Brebes dan Tegal.
bprnews.id - BPR Syariah Fajar Sejahtera Bali, yang lebih dikenal sebagai BPRS Fajar, kembali mencatat prestasi luar biasa di sektor perbankan syariah dengan memperoleh dua penghargaan bergengsi pada tahun 2024. Penghargaan tersebut meliputi Inovasi Layanan Terbaik dari Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) kompartemen BPRS dan Kinerja Keuangan Terbaik Tahun 2023 dari Infobank Award.
Penghargaan ini diterima secara langsung oleh Direktur BPRS Fajar, Ida Bagus Putu Swara Hamdani, pada acara yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (3/10/2024). Acara ini juga diwarnai dengan "Sustainable SOE & Islamic Business Forum 2024," menjadikannya momen penting bagi BPRS Fajar.
Dalam sambutannya, Hamdani mengucapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut dan menekankan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja keras semua pihak yang terlibat, termasuk nasabah, pemegang saham, pengurus, dan seluruh karyawan. "Semoga penghargaan ini memotivasi kami untuk terus berkembang secara sehat dan berkelanjutan," ujar Hamdani pada Selasa (8/10/2024).
Hamdani juga memaparkan kinerja BPRS Fajar pada tahun 2023, di mana aset perusahaan mencapai Rp 27,4 miliar. Modal bank mengalami pertumbuhan sebesar 9,68% menjadi Rp 7,73 miliar, sementara laba sebelum pajak meningkat drastis sebesar 51,97% menjadi Rp 682 juta. Selain itu, rasio NPF Gross atau rasio pembiayaan bermasalah tercatat nol persen (0,00%), mencerminkan manajemen pembiayaan yang sangat baik.
"Keberhasilan ini tentu tak lepas dari dukungan para nasabah yang selalu setia serta kerja keras seluruh tim, pemegang saham, dan pengurus dalam memastikan BPRS Fajar terus eksis di Bali," tambah Hamdani.
Penghargaan ini diberikan dalam ajang tahunan "13th Infobank Sharia Recognition 2024". Penghargaan "Infobank Sharia Award 2024" didasarkan pada hasil penelitian Biro Riset Infobank terhadap kinerja keuangan 252 lembaga keuangan syariah selama periode 2022-2023. Institusi-institusi tersebut dikelompokkan dalam enam klaster, salah satunya adalah BPR Syariah.
Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group, menjelaskan bahwa penghargaan ini adalah bentuk penghargaan kepada institusi keuangan syariah yang berhasil mempertahankan kinerja terbaiknya sepanjang tahun 2023. "Pemberian penghargaan ini adalah bentuk apresiasi kepada lembaga-lembaga syariah yang terus bertumbuh dan memberikan kontribusi bagi perekonomian," ungkap Eko dalam sambutannya.
Acara tersebut juga menghadirkan beberapa pembicara penting, seperti Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, yang menyampaikan pandangan tentang masa depan BUMN dan keuangan syariah di bawah pemerintahan baru. Selain itu, diskusi panel juga diadakan, melibatkan tokoh-tokoh seperti Slamet Edy Purnomo (Anggota BPK), Muhammad Yusuf Ateh (Kepala BPKP), Kartika Wirjoatmodjo (Wamen BUMN), dan Darmawan Junaidi (Dirut Bank Mandiri).
Penghargaan ini semakin mengukuhkan posisi BPRS Fajar sebagai salah satu bank syariah yang konsisten menjaga kinerja keuangannya dan terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah.
BPRNews.id - Bunga deposito bank diperkirakan tidak akan turun dalam waktu dekat setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan untuk mempertahankan tingkat bunga penjaminan (TBP). Meskipun Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuannya, LPS mengumumkan bahwa TBP tetap sebesar 4,25% untuk simpanan rupiah di bank umum, 2,25% untuk simpanan valas, dan 6,75% untuk simpanan rupiah di Bank Perekonomian Rakyat (BPR). Keputusan ini berlaku dari 1 Oktober 2024 hingga 31 Januari 2025.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan, "Kami secara berkelanjutan memantau tren suku bunga perbankan." Ia menambahkan bahwa keputusan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, termasuk respons terbatas terhadap penurunan suku bunga simpanan, coverage simpanan yang masih memadai, serta memberikan ruang bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas suku bunga. "Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mempertahankan Tingkat Bunga Penjaminan yang berlaku saat ini," tegasnya.