BPRNews.id - Sejak terbentuknya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tiga tahun lalu melalui merger tiga unit usaha syariah bank pelat merah, industri perbankan syariah di Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan. Sebelum adanya BSI, sektor ini berkembang lambat dengan pangsa pasar yang stagnan di kisaran 5%. Namun, keberadaan BSI telah berhasil mendorong pangsa pasar perbankan syariah hingga lebih dari 7% per Juni 2024, dengan pertumbuhan yang konsisten dalam berbagai indikator keuangan.
Menurut Hery Gunardi, Direktur Utama BSI, "Alhamdulillah, memasuki tahun ketiga ini, BSI berhasil menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas." BSI mencatat pertumbuhan aset sebesar 15,05% secara tahunan, mencapai Rp360,85 triliun, menjadikannya bank syariah terbesar di Indonesia serta urutan keenam terbesar secara nasional.
Tak hanya fokus di dalam negeri, BSI juga mulai melebarkan sayap di kancah global. Pada September 2024, BSI menempati peringkat 9 bank syariah terbesar dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Selain itu, BSI juga membuka kantor cabang di Dubai pada Agustus 2023, yang menjadikannya bank syariah Indonesia pertama yang memiliki cabang di sana.
Peneliti ekonomi syariah dari INDEF, Fauziah Rizki Yuniarti, berkomentar bahwa BSI memiliki potensi besar untuk terus memimpin pasar perbankan syariah di Indonesia. “Modal itu bensinnya bank. Jadi kalau modalnya besar, BSI bisa menjangkau lebih banyak potensi pasar,” katanya.
Dengan dukungan modal yang kuat, BSI diproyeksikan terus tumbuh dan memperluas segmen-segmen pembiayaan seperti konsumer, ritel, dan UMKM.
BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mencabut izin usaha PT Rindang Sejahtera Finance (PT RSF) berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-49/D.06/2024, yang berlaku sejak 3 Oktober 2024. Perusahaan ini berlokasi di Gedung Jaya, Lantai 3, Jalan M.H. Thamrin Nomor 12, Jakarta Pusat. Jakarta, 7 Oktober 2024.
Sebelumnya, PT RSF telah berada dalam status Pengawasan Khusus karena dinilai memiliki Tingkat Kesehatan (TKS) yang Tidak Sehat. OJK telah memberikan kesempatan bagi manajemen dan pemegang saham untuk memperbaiki kondisi perusahaan, namun hingga batas waktu yang ditentukan, perbaikan tersebut tidak tercapai.
Pencabutan izin usaha ini merupakan langkah tegas OJK untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi, menciptakan industri pembiayaan yang sehat, serta melindungi konsumen.
Dengan pencabutan izin ini, PT RSF dilarang melanjutkan aktivitas pembiayaan dan diwajibkan menyelesaikan semua hak dan kewajiban sesuai ketentuan yang berlaku. Tindakan yang harus dilakukan PT RSF meliputi:
Selain itu, PT RSF dilarang menggunakan kata finance, pembiayaan, atau istilah sejenis dalam nama perusahaan, sejalan dengan ketentuan yang berlaku.
BPRNews.id - Bank bjb bersama anak usahanya, bank bjb Syariah, sukses meraih penghargaan prestisius Annual Report Award (ARA) 2023 dalam malam penganugerahan yang digelar pada Senin 07 Oktober 2024 dengan tema "Internalizing Integrated Mindset Toward Sustainable Long Term Value Creation." Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas komitmen bank bjb dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan melalui tata kelola perusahaan yang baik.
Penghargaan ini diterima langsung oleh Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi, Direktur Komersial & UMKM bank bjb Nancy Adistyasari, Plt. Direktur Utama bank bjb Syariah Ita Garmeita, serta para komisaris bank bjb Syariah, Agus Riswanto dan Isa Anwari.
Penghargaan tersebut diperoleh berkat penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten oleh bank bjb, yang mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam setiap aspek operasionalnya. "Penghargaan ini merupakan bukti nyata dari upaya bank bjb dalam menjalankan bisnis berkelanjutan serta menjaga kepercayaan pemangku kepentingan melalui keterbukaan informasi," ujar Yuddy dalam keterangan resminya, Selasa 8 Oktober 2024.
Bank bjb telah menunjukkan bahwa penerapan GCG yang kuat mampu menjadi motor perubahan positif dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan tata kelola terintegrasi, bank ini berhasil menjaga performa keuangan, sambil memperhatikan aspek sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
ARA 2023 mengakui keunggulan bank bjb dalam menyusun laporan tahunan sesuai dengan standar terbaik, yang tak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan. Acara ARA sendiri bertujuan untuk mendorong keterbukaan informasi serta penerapan tata kelola yang baik di Indonesia.
Bagi bank bjb, GCG bukan hanya soal kepatuhan terhadap aturan, melainkan telah menjadi fondasi utama dalam strategi bisnis, terutama dalam ekspansi usaha. Penerapan GCG yang efektif memungkinkan bank bjb terus tumbuh dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, bahkan di tengah tantangan global.
Untuk terus meningkatkan kualitas tata kelola, bank bjb secara rutin mengevaluasi proses bisnis dan menyesuaikan diri dengan regulasi terbaru. Langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan nasabah dan memastikan kepatuhan terhadap standar otoritas.
Selain itu, bank bjb berinovasi dalam penyusunan laporan tahunan yang tidak hanya memenuhi standar akuntansi, tetapi juga menggambarkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan. Penerapan GCG yang kokoh menjadi kunci keberhasilan bank bjb menghadapi persaingan ketat di industri perbankan.
Keberhasilan ini semakin memperkuat posisi bank bjb sebagai salah satu bank dengan tata kelola terbaik di Indonesia. Ke depannya, bank bjb berkomitmen untuk terus menjalankan bisnis yang berkelanjutan serta berperan aktif dalam mendukung perekonomian daerah dan nasional.
Penghargaan ini diselenggarakan oleh berbagai lembaga seperti OJK, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian BUMN, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Bank bjb berhasil meraih penghargaan dalam kategori BUMD Keuangan, sementara bank bjb Syariah meraih penghargaan dalam kategori Syariah Keuangan. Kedua penghargaan ini mencerminkan komitmen kuat bank bjb dan anak usahanya terhadap praktik tata kelola yang baik.
BPRNews.id - Di Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida, Provinsi Bali, Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memaksimalkan potensi klaster usaha rumput laut. Ketua Klaster, I Nyoman Sudastra, menjelaskan bahwa tujuan utama mereka adalah menyatukan pandangan seluruh petani rumput laut agar kualitas produk tetap terjaga. "Kami memilih bibit yang berkualitas untuk memastikan pertumbuhan yang optimal, dan menyiapkan lahan dengan teliti," tegas Nyoman. Panen biasanya dilakukan setiap bulan, namun frekuensi panen dapat meningkat tergantung pada luas lahan yang dikelola.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi, sebagian besar petani rumput laut telah mendapatkan dukungan permodalan dari BRI melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu, para petani juga menerima edukasi dan kemudahan dalam transaksi keuangan melalui aplikasi BRImo, yang memudahkan mereka dalam mengelola keuangan.
Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI, menjelaskan bahwa Klaster Usaha adalah bentuk pemberdayaan yang disesuaikan dengan kesamaan jenis usaha di suatu kawasan. Hingga akhir Agustus 2024, BRI telah mendukung 32.449 klaster bisnis melalui program "Klasterku Hidupku". Supari menambahkan, strategi BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan yang berada di depan pembiayaan, dengan kerangka pemberdayaan yang mencakup fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi.
Melalui komitmen yang kuat, Bank Rakyat Indonesia telah berhasil mendorong perkembangan Klaster Usaha rumput laut, sekaligus memperkuat sektor UMKM di Nusa Penida.
BPRNews.id - Pengelolaan keuangan yang bijak sangat penting bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan manajemen keuangan yang tepat, pengusaha bisa memastikan penggunaan dana lebih efisien, mengurangi risiko bangkrut, serta mendukung pertumbuhan bisnis yang stabil.
Langkah penting dalam pengelolaan ini meliputi perencanaan anggaran, pemisahan keuangan pribadi dan bisnis, serta pencatatan transaksi. Ini membantu mengontrol aliran kas. Ketika meminjam uang, pelaku usaha perlu berhati-hati karena pinjaman bisa mendukung pertumbuhan, namun jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi beban.
Memahami syarat dan ketentuan pinjaman, seperti bunga dan jangka waktu, sangat penting. Pinjaman dari lembaga keuangan resmi memberikan perlindungan hukum dan keamanan, berbeda dengan pinjaman online ilegal yang seringkali berisiko.
Melalui pengelolaan keuangan yang bijak, UMKM dapat memperbaiki catatan kredit mereka, yang membantu mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih rendah di masa depan.
Untuk mendukung hal ini, sebuah bank di Indonesia bekerja sama dengan OJK dan Pemerintah Kota Sukabumi menggelar acara Bincang Bisnis pada 19 September. Acara ini dihadiri pejabat pemerintah dan pelaku UMKM, bertujuan meningkatkan pengetahuan mereka dalam mengelola keuangan dan memanfaatkan modal usaha.
Pemerintah Kota Sukabumi berupaya memperluas akses keuangan bagi UMKM, sementara bank tersebut menawarkan produk pembiayaan seperti Kredit Mesra dengan bunga 0% dan Kredit Usaha Rakyat. Program PESAT dari bank ini juga membantu UMKM mendapatkan pendampingan dan akses pembiayaan yang tepat.
OJK mengingatkan masyarakat tentang pentingnya waspada terhadap pinjaman online ilegal dan menjaga kualitas pinjaman agar UMKM memiliki catatan kredit yang baik.
Acara ini menunjukkan komitmen bank untuk membuka akses pasar dan mendukung UMKM melalui program edukasi keuangan berkelanjutan. Literasi keuangan menjadi pondasi penting bagi masa depan keuangan yang lebih baik.