Standard Post with Image
bank umum

Simpanan Di Jatim Diatas Rp 2 M! 37,9 Ribu Rekening

BPRNews.id  - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan bahwa rasio perlindungan simpanan di Jawa Timur (Jatim) berada di atas rata-rata nasional. Kepala Kantor Perwakilan LPS II, Bambang S. Hidayat, menyebutkan bahwa jumlah tabungan yang sepenuhnya dijamin di Jatim mencapai 73,66 juta rekening. Dari jumlah itu, sekitar 70,9 juta rekening merupakan milik bank umum, sementara 2,65 juta berasal dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah. 

Namun, ada sekitar 37,9 ribu rekening yang hanya dijamin sebagian karena saldo di atas Rp2 miliar. Hal ini membuat rasio perlindungan penuh LPS di Jatim mencapai 99,95 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan rasio nasional yang berada di angka 99,94 persen. 

"Jawa Timur merupakan wilayah strategis bagi LPS, menyumbang 12,09 persen dari total rekening nasional, serta 16,82 persen dari total rekening di BPR dan BPR Syariah," ujar Bambang. 

Sejak 2005, LPS telah menangani proses likuidasi 18 bank di Jatim, menjadikannya wilayah dengan jumlah likuidasi ketiga tertinggi setelah Sumatera Barat (21 bank) dan Jawa Barat (42 bank). Saat ini, masih ada enam lembaga keuangan di Jatim yang dalam proses likuidasi. 

Meski demikian, Bambang menegaskan bahwa tidak ada kasus likuidasi yang memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi daerah. "Kami sudah jauh melampaui target undang-undang, yang menetapkan cakupan perlindungan sebesar 90 persen dari total deposan," tutupnya.

Standard Post with Image
UMKM

Program Business Matching Bank UMKM Jatim Dukung UMKM Jawa Timur Ekspor ke China

BPRNews.id - PT BPR Jatim (Perseroda), yang dikenal sebagai Bank UMKM Jatim, memperlihatkan komitmen dalam mendukung ekspor produk unggulan Jawa Timur melalui program business matching. Kegiatan yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) ini bertujuan untuk mempertemukan pelaku UMKM dengan calon pembeli dari China. Fokusnya adalah membantu produk makanan dan minuman asal Jatim agar bisa dikenal di pasar internasional.

Direktur Pemasaran Bank UMKM Jatim, Agung Soeprihatmanto, menjelaskan bahwa Bank UMKM Jatim tidak hanya mendukung pembiayaan bagi UMKM, tetapi juga menyediakan layanan penyimpanan seperti deposito dan tabungan bagi para pelaku usaha. “Kami memberikan ruang baik dari segi pembiayaan maupun penempatan dana, jadi pada saat pelaku usaha mikro maupun menengah sudah mandiri. Harapan kami mereka juga dapat menempatkan dana di BPR Jatim berupa deposito/tabungan, jadi selain menyalurkan kredit, kita juga terbuka menerima dana mereka,” jelas Agung.

Acara business matching ini merupakan kerja sama antara Disperindag Jatim, Kementerian Perdagangan RI, PT. Feihuang Berdikari Sentosa, dan didukung oleh Bank UMKM Jatim. Dalam kegiatan ini, 45 pembeli dari Cina berkesempatan bertemu dengan 50 UMKM binaan untuk melihat produk lokal yang sudah memenuhi standar ekspor China.

Erivina Lucky Kristian, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Jatim, menyebutkan bahwa UMKM yang mengikuti kegiatan ini telah memenuhi persyaratan GACC, syarat penting untuk memasuki pasar Cina. Ia juga menambahkan bahwa Jawa Timur mengalami peningkatan ekspor sebesar 26,31% pada periode Januari-September 2024 dengan total nilai USD 19,05 miliar, di mana ekspor nonmigas menjadi kontributor utamanya.

Agung menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk mendukung UMKM agar lebih mampu bersaing di pasar internasional. Bank UMKM Jatim juga telah memberikan layanan digital bagi diaspora warga Jatim yang tersebar di berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, dan Hongkong. Dengan transaksi layanan cash in mencapai Rp 553 miliar dan layanan cash out sekitar Rp 954,9 miliar, peran Bank UMKM Jatim di pasar internasional cukup signifikan.

Dalam proses seleksi, UMKM yang diundang harus memenuhi syarat izin usaha dan kapasitas produksi yang memadai. Agung juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan UMKM adalah memenuhi kapasitas produksi dan pemahaman mengenai standar internasional. Oleh karena itu, Bank UMKM Jatim berencana memberikan pelatihan tentang ekspor agar UMKM bisa mengakses pasar internasional secara mandiri.

Memasuki pasar Cina memang tidak mudah karena UMKM harus memiliki kapasitas produksi yang besar dan memahami selera serta standar yang berlaku di sana. Namun, program business matching ini diharapkan dapat membantu UMKM Jatim memperluas pasar mereka secara terarah.

 

Standard Post with Image
UMKM

UMKM di Perkebunan Kelapa Sawit Sumatra Terbantu oleh AgenBRILink

BPRNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus berupaya memberdayakan ekonomi di wilayah perkebunan kelapa sawit dengan menghadirkan AgenBRILink. Agen ini membantu masyarakat mengakses layanan keuangan serta mendukung perkembangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui edukasi keuangan dan penyaluran kredit.

Salah satu AgenBRILink tersebut adalah Sri Dewi, yang memiliki warung di Desa Pematang Seleng, Aiknabara, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatra Utara. Selama tujuh tahun, Dewi telah melayani berbagai transaksi seperti tarik tunai, setor tunai, pembayaran tagihan, dan menyalurkan Kredit Cepat (Kece) untuk pelaku UMKM yang membutuhkan pembiayaan cepat.

Dewi mendapat pelatihan dari BRI mengenai produk keuangan, yang sangat membantunya dalam memberikan layanan bagi para pelaku usaha. “Dukungan dari BRI yang membimbing saya dalam memahami produk-produk BRI, sangat membantu dalam menjalankan peran sebagai AgenBRILink. Saya juga mendapat edukasi untuk menganalisis calon debitur, sehingga dapat menyalurkan Kece yang sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha di daerah kami,” ungkap Dewi.

Menjadi AgenBRILink juga memberikan manfaat bagi ekonomi keluarga Dewi, yang digunakan untuk pendidikan anak dan bahkan membeli tanah. “Menjadi AgenBRILink berdampak positif pada ekonomi keluarga saya, di mana saya mampu memperoleh tambahan pendapatan,” lanjut Dewi.

Senior Executive Vice President Ultra Mikro BRI, M. Candra Utama, menegaskan bahwa AgenBRILink memiliki peran penting dalam memperluas akses keuangan di masyarakat pedesaan. Keberadaan agen seperti Dewi memungkinkan BRI mendekatkan layanan ke masyarakat, sekaligus mendorong ekonomi secara berkelanjutan dengan strategi hybrid yang menggabungkan layanan digital dan fisik.

“Keberadaan AgenBRILink seperti Sri Dewi adalah bukti nyata bahwa BRI hadir hingga setiap sudut negeri untuk mendukung ekonomi masyarakat dari berbagai sektor. AgenBRILink memainkan peran krusial dalam mewujudkan inklusi keuangan melalui layanan yang dekat dengan masyarakat. Dengan edukasi dan dukungan berkelanjutan, kami yakin AgenBRILink seperti Ibu Dewi akan terus membawa manfaat besar bagi perekonomian masyarakat di sekitarnya,” jelas Candra.

 

Standard Post with Image
Bisnis

Bank UMKM Jatim Buka Akses Pasar China untuk UMKM Lewat Business Matching

BPRNews.id - Bank UMKM Jatim kembali menunjukkan dukungannya untuk meningkatkan ekspor nonmigas serta memperluas jaringan pasar produk unggulan Jawa Timur. Melalui program business matching yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), pelaku UMKM, khususnya di sektor makanan dan minuman, berkesempatan untuk bertemu langsung dengan calon pembeli dari China, membuka peluang mereka memasuki pasar internasional.

“Kami memberikan ruang baik dari segi pembiayaan maupun penempatan dana, jadi pada saat pelaku usaha mikro maupun menengah sudah mandiri. Harapan kami mereka juga dapat menempatkan dana di BPR Jatim berupa deposito/tabungan, jadi selain menyalurkan kredit, kita juga terbuka menerima dana mereka,” ujar Direktur Pemasaran Bank UMKM Jatim, Agung Soeprihatmanto, dalam siaran pers, Kamis, 14 November 2024.

Business matching bertema “Mempromosikan Produk Jawa Timur Masuk ke China” ini terlaksana berkat kerja sama antara Disperindag Jawa Timur, Kementerian Perdagangan RI, dan PT Feihuang Berdikari Sentosa, dengan dukungan dari Bank UMKM Jatim. Acara ini mempertemukan 45 buyer dari Cina dengan 50 UMKM binaan Disperindag dan Bank UMKM, memberikan kesempatan luas bagi pelaku usaha untuk menjalin koneksi bisnis internasional.

“Khusus hari ini, kami diminta menyiapkan makanan dan minuman yg ada di Jawa Timur, kita upayakan untuk kita pamerkan. Untuk pendaftaran bisnis matching ini kita upload di sosial media (Instagram), sehingga siapapun bisa daftar melalui persyaratan. Teman-teman yang hadir pada acara ini sudah memenuhi GACC (persyaratan yang wajib dimiliki jika ingin ekspor produk ke China)” kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Jawa Timur, Erivina Lucky Kristian, menyampaikan pidato pembuka dari Kepala Disperindag Jatim, Iwan.

Pertumbuhan ekspor Jawa Timur pada periode Januari-September 2024 mencapai 26,31 persen, dengan nilai total USD 19,05 miliar. Ekspor nonmigas menjadi pendorong utama, dengan kenaikan 26,76% mencapai USD 18,37 miliar, menandakan bahwa produk unggulan Jawa Timur semakin kompetitif di pasar global. “Pertumbuhan ekspor Jawa Timur yang signifikan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa provinsi ini semakin mampu bersaing di pasar global,” ujar Lucky.

Program business matching ini adalah salah satu upaya strategis Bank UMKM Jatim dalam mendukung daya saing produk lokal di kancah internasional. Melalui layanan digital yang juga dimanfaatkan oleh diaspora warga Jatim di berbagai negara, Bank UMKM Jatim mampu menjangkau nasabah di Singapura, Malaysia, Hongkong, hingga Inggris dan Amerika Serikat. Bank ini mencatat nominal transaksi layanan cash in melalui virtual account sebesar Rp 553 miliar dan layanan cash out sekitar Rp 954,9 miliar.

UMKM peserta acara ini telah memenuhi persyaratan internasional dan memiliki kapasitas produksi yang memadai. Beberapa mitra binaan Bank UMKM Jatim, seperti Gula Aren Temon dan Sambel Dede Satoe, turut serta dalam business matching ini. Agung mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapi oleh UMKM adalah kapasitas produksi yang terbatas serta pemahaman akan standar pasar internasional.

“Untuk menyentuh pasar Internasional tentu perlu adanya pemahaman mengenai syarat dan tata cara dalam ekspor impor, kedepannya kami akan membuat suatu kegiatan yaitu memberikan layanan atau cara agar UMKM ini dapat melakukan ekspor dengan sendirinya” kata Agung.

Pasar Cina, yang dikenal sangat potensial, memiliki tantangan tersendiri. Selain kapasitas produksi yang besar, pelaku usaha juga perlu memahami preferensi konsumen serta regulasi setempat. Melalui business matching ini, UMKM Jatim memiliki kesempatan emas untuk memperkenalkan produknya ke pasar Cina secara lebih efektif dan terarah.

Selain dukungan untuk ekspor, Bank UMKM Jatim menawarkan berbagai skema kredit yang terjangkau untuk UMKM, seperti Dagulir dengan bunga 4%, Kredit untuk Semua Usaha Masyarakat (KUSUMA), dan Paket Kredit Petani Jawa Timur. Pengusaha UMKM juga dapat menyimpan keuntungan ekspor melalui produk Deposito Berjangka dengan bunga 4,5% pa atau Deposito On Call dengan bunga 2% pa.

Program ini merupakan bukti nyata komitmen Bank UMKM Jatim untuk membantu UMKM Jawa Timur melebarkan sayapnya hingga pasar internasional, membangun ekonomi lokal dengan memaksimalkan potensi ekspor yang ada.

Standard Post with Image
REGULATOR

BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng-DIY Salurkan Klaim Rp5,47 Triliun untuk Peserta

BPRNews.id - BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DIY menyalurkan klaim sekitar Rp5,47 triliun dari 496.991 kasus kepada peserta dan ahli waris pada periode Januari-Oktober 2024. Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng-DIY, Isnavodiar Jatmiko, atau yang akrab disapa Iko, menyatakan bahwa pencairan klaim ini mencakup lima program jaminan sosial ketenagakerjaan.

"Pembayaran klaim didominasi oleh program jaminan hari tua (JHT), dengan total pembayaran mencapai Rp4,7 triliun dari 386.799 kasus. Untuk program lainnya, nilai klaimnya beragam," ungkap Iko di Semarang, Kamis, 14 November 2024.

Selain JHT, BPJS Ketenagakerjaan juga menyalurkan klaim dari program lainnya, seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp222,3 miliar dari 56.553 kasus, Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp346,8 miliar dari 16.858 kasus, Jaminan Pensiun (JP) sebesar Rp155,6 miliar dari 13.728 kasus, dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebesar Rp24 miliar dari 23.053 kasus.

Iko menjelaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan juga aktif meningkatkan kepesertaan program ini melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan badan usaha. "Kami ingin menjangkau seluruh masyarakat pekerja, khususnya yang bukan penerima upah (BPU) yang belum terlindungi," jelasnya. 

Masyarakat pekerja, baik yang bekerja di sektor formal maupun informal, diimbau untuk mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan demi mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

 

 

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News