Standard Post with Image
BPR

Komunal BPR Fair Pertama Digelar untuk Pengenalan Bank Perekonomian Rakyat

BPRNews.id - Untuk pertama kalinya, DepositoBPR by Komunal menyelenggarakan "Komunal BPR Fair", sebuah pameran khusus yang bertujuan memperkenalkan industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) kepada masyarakat luas.

Pameran ini berlangsung dari 5-9 Juni 2024 di Atrium Mall of Indonesia, menghadirkan empat mitra BPR dan satu mitra BPRS, yaitu BPR Nusumma - Jawa Timur, BPR Pekanbaru Madani Perseroda - Riau, BPR Suryajaya Kubutambahan - Bali, BPR Kirana - Jawa Timur, dan BPRS Artha Madani - Jawa Barat.

Dengan semangat memperkuat peran BPR sebagai penggerak perekonomian nasional dan mendorong inklusi keuangan, Komunal BPR Fair bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih erat antara BPR dan masyarakat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

BPR dikenal memiliki keunggulan dalam membangun hubungan dekat dengan masyarakat dan pelaku ekonomi lokal di kota-kota tier 2 dan 3, yang sering kali tidak terjangkau oleh sistem perbankan umum.

Melalui pameran ini, DepositoBPR by Komunal memberikan platform eksklusif bagi BPR untuk lebih dekat dengan masyarakat dan meningkatkan pemahaman serta kepercayaan terhadap BPR.

Diharapkan pameran ini dapat mendorong masyarakat untuk berinvestasi pada produk deposito BPR, sebagai bentuk kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah.

"Kami berharap kehadiran mitra BPR dari berbagai kota secara langsung dapat memberikan paparan dan memperkuat kepercayaan masyarakat untuk menabung di BPR. Selain aman dan memberikan imbal hasil yang lebih baik, Deposito BPR juga memperkuat BPR sebagai pilar ekonomi lokal di daerah mereka masing-masing," kata CEO Komunal Hendry Lieviant.

Hendry juga menyampaikan harapannya agar Komunal BPR Fair ini dapat menjadi katalisator untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Dengan meningkatnya pemahaman dan kepercayaan masyarakat terhadap BPR, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah investasi yang masuk ke BPR, yang akan memperkuat posisi BPR sebagai institusi keuangan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kota-kota tier 2 dan 3.

"Selain itu, dengan dukungan yang lebih besar dari masyarakat melalui investasi di DepositoBPR by Komunal, BPR dapat lebih efektif menyalurkan kredit dan layanan keuangan lainnya kepada pelaku usaha kecil dan menengah, yang merupakan pilar penting perekonomian Indonesia," tambah Hendry.

Sebagai aplikasi marketplace pertama dan satu-satunya khusus produk deposito BPR, DepositoBPR by Komunal telah menjadi "rumah" bagi lebih dari 370 BPR di seluruh Indonesia.

DepositoBPR by Komunal merupakan pilihan investasi yang aman dan rendah risiko karena simpanannya dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar per nasabah per akun bank.

Dengan tingkat suku bunga tinggi hingga 6,75% seperti return produk investasi, DepositoBPR by Komunal telah direkomendasikan oleh OJK dengan nomor S-272/IK.01/2024.

 

Standard Post with Image
REGULATOR

BPK Sebut Pengawasan OJK Terhadap Industri Perbankan Syariah Belum Optimal

BPRNews.id - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan bahwa penguatan pengaturan dalam industri perbankan syariah belum optimal. Temuan ini muncul karena dalam peta jalan pengembangan perbankan syariah 2020-2025, belum ada strategi penguatan permodalan Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Selain itu, pengaturan tata kelola perbankan syariah belum ditetapkan dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan masih menggunakan peraturan Bank Indonesia. "Hal ini mengakibatkan meningkatnya risiko reputasi, risiko strategi, dan risiko operasional dalam penyediaan dan pengelolaan perbankan syariah," demikian tertulis dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2023 oleh BPK.

BPK merekomendasikan agar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menginstruksikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Ediana Rae, untuk melakukan beberapa tindakan penting.

Pertama, menyempurnakan peta jalan pengembangan perbankan syariah dengan menyusun program kerja turunan dari peta jalan tersebut.

 

Kedua, memerintahkan Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perbankan untuk menyusun ketentuan penyelenggaraan dan tata kelola perbankan syariah sesuai peta jalan yang telah disempurnakan.

Tanggapan OJK

Menanggapi temuan tersebut, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi, Aman Santosa, menjelaskan bahwa OJK telah melakukan berbagai tindakan untuk menyempurnakan peta jalan pengembangan perbankan syariah.

Pertama, OJK telah menerbitkan peta jalan pengembangan dan penguatan perbankan syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027 pada 27 November 2023. Dalam peta jalan ini, visi OJK untuk pengembangan dan penguatan industri perbankan syariah telah dicantumkan, termasuk program kerja dan rencana implementasi dari masing-masing pilar dan strategi RP3SI.

"OJK telah menyusun POJK Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum yang diterbitkan pada 14 September 2023. POJK ini mengatur aspek tata kelola umum yang berlaku bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah," ujar Aman dalam keterangan resminya, Kamis (6/6/2024).

Selain itu, OJK juga menerbitkan POJK Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penerapan Tata Kelola Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada 15 Februari 2024, untuk mengatur penyelenggaraan tata kelola dan penerapan prinsip syariah.

 

Standard Post with Image
BPR

BPR dan Fintech Berinovasi Menuju Masa Depan Digital

BPRNews.id - Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) seringkali dianggap sebagai bank kecil yang hanya melayani nasabah lokal karena keterbatasan modal. Namun, perusahaan fintech Komunal berusaha mengubah pandangan ini dengan menggandeng BPR dan BPRS untuk melakukan transformasi digital, sehingga mereka bisa bersaing dengan bank umum konvensional.

"Biasanya BPR kecil karena berada di daerah. Tantangan pertama untuk membuat mereka terbuka dengan digital adalah perubahan mindset. Mindset bahwa digital bisa menolong mereka," ujar Komisaris Komunal Indonesia, Peter Jacobs, di Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Komunal mengadakan "Komunal BPR Fair" untuk memperkenalkan lebih jauh DepositoBPR by Komunal tidak hanya kepada BPR tetapi juga kepada nasabah. Pameran ini diadakan pada 5-9 Juni 2024 di Mall of Indonesia (MOI) Jakarta, dengan partisipasi dari BPR Nusumma (Jawa Timur), BPR Pekanbaru Madani Perseroda (Riau), BPR Suryajaya Kubutambahan (Bali), BPR Kirana (Jawa Timur), dan BPRS Artha Madani (Jawa Barat).

"Banyak warga di ibu kota yang perlu dijelaskan tentang BPR. Selama ini mereka hanya melihat nama BPR mitra kami di aplikasi, jadi kami membawa BPR mitra pilihan kami untuk bertemu langsung dengan para deposan di Jakarta," kata AVP Marketing and Communications Komunal Indonesia, Vera Rosana.

Co-Founder & CFO Komunal Indonesia, Kendrick Winoto, menambahkan bahwa tujuan utama Komunal adalah membantu BPR terutama dari sisi pendanaan. "Kami ingin masyarakat luas mengenal BPR dan produk depositonya yang unggul dari sisi bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan keamanannya," jelas Kendrick.

Kepercayaan masyarakat terhadap BPR semakin meningkat, terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang telah terakumulasi di DepositoBPR by Komunal, mencapai Rp7 triliun hingga Rp8 triliun. "Sejak platform BPR dibuka pada 2021, sudah ada sekitar Rp7 triliun hingga Rp8 triliun yang terdanai melalui platform kami. Ini memungkinkan BPR menyalurkan pendanaan lebih luas ke masyarakat," kata Kendrick.

Komunal BPR Fair diharapkan menjadi katalisator untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Dengan pemahaman dan kepercayaan masyarakat yang meningkat terhadap BPR, diharapkan investasi di BPR juga meningkat signifikan, memperkuat BPR sebagai institusi keuangan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kota-kota lainnya.

 

Standard Post with Image
BPR

Ketua OJK Merespons Temuan BPK Terkait Masalah di BPR dan BPRS

BPRNews.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, memberikan tanggapan terkait temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang menghimpun dana meskipun berada dalam status Bank Dalam Pengawasan Khusus (BDPK). Menurut Mahendra, OJK telah menindaklanjuti temuan tersebut.

"Tahun ini, kami telah melakukan berbagai tindakan yang menunjukkan bahwa proses pengawasan yang terjadi tahun lalu telah ditindaklanjuti dengan berbagai keputusan," ujar Mahendra di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Mahendra menjelaskan bahwa OJK merespons temuan tersebut dengan melakukan pencabutan izin usaha dan memasukkan bank-bank terkait ke dalam pengawasan khusus. "Tindak lanjut dari temuan itu telah dilakukan pada saat itu dan terus berlanjut hingga tahun 2024," tambahnya.

Menanggapi temuan BPK mengenai potensi klaim yang tidak sesuai sejumlah Rp 2,43 miliar, Mahendra menyatakan bahwa hal tersebut merupakan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). "Kewajiban penjaminan ada di LPS dan sudah dipenuhi," jelasnya.

Sebelumnya, BPK merilis Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2023, yang mengungkap bahwa OJK belum sepenuhnya melakukan pengawasan terhadap aktivitas BPR dan BPRS yang berstatus BDPK. BPK menemukan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan dan deposito sebesar Rp 2,43 miliar di tiga BPR/BPRS yang sedang dalam status pengawasan khusus.

Temuan ini memicu perhatian terhadap perlunya peningkatan efektivitas pengawasan OJK untuk memastikan bahwa bank-bank dalam pengawasan khusus tidak melanggar ketentuan yang berlaku dan menghindari potensi risiko finansial yang lebih besar.

 

Standard Post with Image
bank umum

Transformasi Jadi Bank Digital, KoinWorks Bank Raih Laba Berkat Kenaikan Kredit 134%

BPRNews.id - KoinWorks Bank, yang awalnya merupakan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), telah berhasil menjadi bank digital pertama di Indonesia. Hingga akhir kuartal I 2024, bank ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,2 miliar, didorong oleh peningkatan signifikan dalam penyaluran kredit.

"Pertumbuhan kredit pada kuartal I 2024 mencapai 134%," ungkap Benedicto Haryono, co-owner KoinWorks Bank, sebagaimana dilaporkan oleh Investor Daily pada Kamis (7/6/2024).

Return on asset (ROA) KoinWorks Bank juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencapai 2,73% dibandingkan masa transisi menjadi bank digital pada Oktober 2023 yang mencatatkan ROA minus 10,4%. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berhasil diturunkan menjadi 77,3% selama tiga bulan pertama tahun ini.

Selain itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga di 0,01%. Aset KoinWorks Bank juga meningkat 159% sejak diakuisisi oleh KoinWorks Group.

Direktur Utama KoinWorks Bank, Joko Purwanto, mengungkapkan bahwa KoinWorks Bank kini memiliki kantor kas di Jakarta Selatan yang telah beroperasi sejak November 2023. Pada tahun ini, KoinWorks Bank berencana memperluas jangkauan layanannya dengan membuka cabang baru di Jabodetabek dan mengembangkan pasar UKM komersial di berbagai kota di Indonesia. "Dalam waktu dekat, kami akan memindahkan kantor pusat dari Jakarta Selatan ke BSD, Tangerang Selatan," tambahnya.

KoinWorks Bank, yang sebelumnya dikenal sebagai bank perkreditan rakyat, diakuisisi oleh pendiri KoinWorks Group pada awal 2023. KoinWorks Group sendiri merupakan bagian dari Lunaria Annua Holding Pte Ltd, perusahaan teknologi finansial dengan lebih dari 2,5 juta pengguna.

Transformasi ini menunjukkan komitmen KoinWorks Bank dalam memberikan layanan perbankan digital yang inovatif dan inklusif bagi masyarakat Indonesia, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

 

Copyrights © 2024 All Rights Reserved by BPR News