BPRNews.id - Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan dorongan besar bagi pelaku UMKM di Pasar Kayuagung, termasuk Husni Tamrin, seorang pengusaha sandal karet. Melalui pinjaman ini, pengusaha di pasar tersebut dapat menambah modal dan mengembangkan usaha mereka. Pinjaman KUR yang diterima Husni memungkinkan usahanya berkembang, mulai dari peningkatan produksi hingga menambah variasi produk yang ia tawarkan.
Husni Tamrin, yang telah menjadi debitur KUR BRI, mengungkapkan bahwa ini adalah pengajuan KUR ketiganya. Mulai dari pinjaman pertama sebesar Rp25 juta, kemudian Rp50 juta, dan yang terbaru mencapai Rp100 juta. "Alhamdulillah, saya bisa menambah modal usaha yang saat ini saya kembangkan," ungkapnya. Dengan pinjaman ini, ia dapat menambah stok sandal karet yang membuat tokonya lebih bervariasi dan menarik lebih banyak pembeli. Menurut Husni, pencairan KUR dari BRI cepat dan mudah, hanya memerlukan waktu sekitar seminggu setelah semua persyaratan terpenuhi.
Husni memilih tenor pelunasan empat tahun dengan cicilan bulanan sebesar Rp2.350.000 dan kini telah berjalan 34 bulan. Menurutnya, cicilan KUR yang terjangkau membuat banyak pengusaha di Pasar Kayuagung tertarik memanfaatkan fasilitas ini untuk memperluas usaha mereka.
Dengan modal dari KUR, pengusaha kecil seperti Husni dapat menambah jenis produk yang dijual sehingga pelanggan memiliki lebih banyak pilihan. "Jadi pembeli punya banyak pilihan, dan ini bisa meningkatkan daya tarik toko saya," jelasnya. Plafon pinjaman KUR BRI yang mencapai Rp220 juta memberikan peluang bagi pengusaha kecil untuk berkembang dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Keberadaan KUR di Pasar Kayuagung mencerminkan tingginya kebutuhan modal bagi UMKM dan kepercayaan terhadap BRI. Tambahan modal ini memungkinkan pengusaha di pasar tersebut meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, dan memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat.
KUR BRI cukup fleksibel dengan persyaratan yang mudah dipenuhi. Beberapa syarat untuk mengajukan KUR antara lain membuka rekening di BRI, menyertakan Kartu Keluarga dan KTP, serta menyediakan jaminan aset seperti sertifikat tanah atau rumah. Bank juga melakukan survei ke tempat usaha sebelum dana cair.
Menurut Husni, dukungan modal dari BRI sangat membantu pengusaha kecil yang kekurangan modal untuk melanjutkan usahanya. "Kami sangat berterima kasih kepada BRI yang sudah membantu UMKM dalam permodalan sehingga usaha yang sebelumnya kekurangan modal bisa dijalankan kembali," ucapnya. Program ini menjadi solusi yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya KUR dari BRI, pelaku UMKM di daerah seperti Pasar Kayuagung memiliki kesempatan besar untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar yang ketat. Diharapkan, semakin banyak pelaku UMKM yang terbantu, sehingga perkembangan UMKM di Indonesia semakin pesat dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.
BPRNews.id - Bank UMKM Jawa Timur memperkenalkan Program Kredit Sejahtera (Prokesra) untuk membantu pelaku UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. Program ini didukung oleh Pemerintah Provinsi yang membantu menanggung sebagian besar bunga pinjaman, sehingga UMKM hanya perlu membayar bunga 3% per tahun.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank UMKM Jatim, Irwan Eka Wijaya Arsyad, menekankan bahwa selain bunga yang rendah, keberhasilan sebuah produk keuangan juga memerlukan prosedur yang baik, pemasaran yang tepat, dan analisis menyeluruh. “Keberhasilan produk keuangan butuh SOP, pemasaran, dan analisis yang tepat,” jelasnya.
Program Prokesra ini terbukti berkualitas dengan memiliki rasio kredit macet (NPL) yang sangat rendah, hanya 0,64%. Menurut Irwan, kredit ini banyak diminati oleh para pelaku UMKM di Jawa Timur.
Selain Prokesra, Bank UMKM Jatim juga menyediakan produk-produk unggulan lain, seperti KUSUMA, Paket Kredit Petani Jawa Timur, dan Kredit Agunan Emas.
Bank UMKM Jatim memang fokus pada kredit produktif yang ditujukan bagi pengusaha kecil yang sering kali sulit mendapatkan akses ke layanan keuangan. Irwan berharap pengalaman yang telah dimiliki Bank UMKM Jatim dapat bermanfaat untuk pengembangan BPR lain di wilayah Jawa Timur.
Saat ini, Bank UMKM Jatim telah melayani lebih dari 54 ribu debitur, yang sebagian besar berasal dari sektor jasa perdagangan dan pertanian.
Bank UMKM Jatim berkomitmen untuk terus mendukung inklusi keuangan, khususnya bagi UMKM, agar mereka dapat berkembang lebih baik lagi.
BPRNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menunjukkan komitmen dalam melawan kejahatan siber yang semakin marak terjadi. Menghadapi risiko ini, BRI mengimplementasikan berbagai teknologi perlindungan yang meliputi perangkat dan jaringan internet, guna menjaga keamanan data nasabah.
Menurut BRI, para pelaku kejahatan siber kerap memanfaatkan informasi pribadi korban dalam menjalankan aksinya, dengan peretasan sebagai salah satu metode utama. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M Nugraha, menyatakan bahwa kejahatan siber dapat mengakibatkan kerugian, baik dari segi data pribadi maupun keuangan.
“Ini merupakan upaya pelaku kejahatan siber untuk masuk meretas sistem, mencuri data pribadi, dan data keuangan,” ujar Arga dalam rilis resmi, Senin (4/11/2024). Ia menegaskan bahwa perlindungan terhadap data dan dana nasabah adalah prioritas utama BRI.
BRI memiliki pendekatan yang komprehensif dalam menghadapi potensi risiko siber. Arga menyebutkan bahwa bank ini memiliki serangkaian prosedur dan perangkat keamanan yang siap digunakan jika terjadi serangan siber. Pengawasan internal dilakukan secara intensif, termasuk pemantauan melalui Security Operation Center (SOC) yang beroperasi 24 jam sehari untuk mendeteksi ancaman siber secara real-time.
Selain itu, BRI secara berkala melakukan audit dan asesmen dengan pihak ketiga untuk meningkatkan keamanan, serta memperkuat kesadaran di kalangan karyawan tentang pentingnya kehati-hatian terhadap ancaman siber.
Upaya perlindungan ini juga diperluas ke aplikasi BRImo, super app BRI dengan lebih dari 37,4 juta pengguna aktif. Arga mengakui bahwa popularitas BRImo menjadikannya target potensial bagi penjahat siber. Namun, investasi yang signifikan dalam teknologi keamanan serta program edukasi membuat aplikasi ini memiliki pertahanan yang kokoh.
“Dengan aplikasi yang ditanamkan di HP, ada serangkaian pengamanan bagaimana kami menggunakan enkripsi untuk menjamin aplikasi ini lebih aman digunakan nasabah," jelas Arga. Selain pengamanan pada aplikasi, BRI juga mengamankan sistem backend dengan menggandeng para peneliti keamanan dan institusi keamanan informasi yang terpercaya.
Arga mengimbau nasabah untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan data pribadi mereka. Ia mengingatkan agar nasabah tidak berbagi username, password, atau OTP kepada siapapun, termasuk pihak yang mengaku sebagai BRI. “Jadi misalnya jangan pernah sekali-kali menyerahkan username, password, dan OTP kepada orang lain, bahkan pihak yang mengaku sebagai BRI sekalipun,” tegas Arga.
BRI juga memberikan beberapa langkah preventif untuk membantu nasabah melindungi diri dari cybercrime. Pertama, nasabah diimbau untuk tidak berbagi informasi pribadi seperti username, password, atau OTP. Kedua, waspada terhadap pesan atau email mencurigakan yang mengatasnamakan BRI. Ketiga, gunakan koneksi internet yang aman saat mengakses aplikasi BRImo. Keempat, aktifkan fitur keamanan tambahan yang tersedia di BRImo, serta verifikasi dua faktor (2FA) untuk transaksi penting. Kelima, lakukan pembaruan aplikasi secara berkala dan segera laporkan aktivitas mencurigakan.
Arga menyebut bahwa menjaga keamanan siber adalah tanggung jawab bersama, di mana BRI berkomitmen untuk melindungi data nasabah, namun kesadaran pengguna juga diperlukan. "Jadi Kerahasiaan itu menjadi komitmen dua belah pihak. Kami nggak bisa menjaga keamanan ini tanpa awareness dari nasabah. Dinamika ini yang harus dijaga bersama,” tutup Arga.
BPRNews.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama Tirto.id kembali menggelar Kelas Tirto, kali ini bertema “Gen Z and The Future of Media,” di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, pada Senin (4/11). Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman publik, khususnya generasi muda, mengenai peran dan fungsi LPS. Sekretaris Lembaga LPS, Jimmy Ardianto, menjelaskan pentingnya peran generasi muda dalam menyebarkan informasi terkait LPS.
“Kenapa kita hadir di sini? Kami berharap teman-teman bisa menjadi corong untuk menyampaikan bahwa ‘eh, ada LPS loh,’” ujar Jimmy. Ia juga mengingatkan pentingnya menabung di tempat yang aman seperti bank, baik konvensional, digital, maupun syariah, daripada menggunakan pinjaman online. “Nabung di bank, jangan pinjol,” tambahnya.
Jimmy menegaskan bahwa dana yang disimpan di bank akan dijamin hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, asalkan suku bunga sesuai dengan ketentuan penjaminan LPS.
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang, Katry Anggraini, mengapresiasi acara ini, yang menurutnya dapat membantu generasi muda untuk lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima dan memahami dunia industri media saat ini. “Anak-anak Gen Z ini cepat beradaptasi dengan teknologi, dan mereka punya cara pandang baru terkait media, bisnis, dan informasi,” katanya.
Dalam sesi diskusi panel bertajuk “Bisnis Media di Indonesia, Bagaimana Anak Muda Menjadi Motor,” Pemimpin Redaksi Tirto.id, Rachmadin Ismail, mengungkapkan tantangan yang dihadapi industri media. “Tantangan terbesar sekarang adalah kita tidak lagi memonopoli informasi. Bisnis informasi kini tersebar ke influencer, media sosial, dan lainnya,” ujar Rachmadin. Ia menekankan pentingnya media untuk tetap memberikan informasi yang bertanggung jawab dan beradaptasi dengan audiens yang lebih spesifik.
Pakar Komunikasi dari Universitas Pamulang, Ratna Komala, sepakat bahwa media perlu bertransformasi sesuai dengan perkembangan industri. “Media masih dibutuhkan dengan tetap berpegang pada kode etiknya,” ungkap Ratna. Di Universitas Pamulang, ia menambahkan bahwa kampus juga menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan industri.
Ratna dan Rachmadin mendorong para peserta yang tertarik pada industri media untuk terus membangun dasar keilmuan dan praktik yang kuat, dengan meneliti berbagai isu secara mendalam sebagai bekal untuk keberlanjutan dalam industri media di masa depan.
BPRNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan informasi terbaru mengenai proses likuidasi PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life), setelah pencabutan izin usaha pada Desember 2023 lalu.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyatakan bahwa proses likuidasi Wanaartha Life sedang berjalan. “Menurut laporan yang kami terima, Tim Likuidasi telah menyelesaikan pembayaran tahap 1 dan tahap 2. Saat ini mereka sedang memproses pembayaran tahap 3 kepada para pemegang polis, yang dilakukan secara proporsional sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata Ogi dalam pernyataan tertulis pada Senin, 4 November 2024.
Ogi menambahkan bahwa OJK terus memantau perkembangan likuidasi Wanaartha Life secara berkala. "Kami akan terus memantau progres penyelesaian ini," ujarnya.
Seperti diketahui, OJK sebelumnya mengumumkan pencabutan izin usaha Wanaartha Life pada Desember 2023.